JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA, bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, mengalami penurunan laba bersih 4,82% secara Year on Year (YoY) menjadi Rp12,24 triliun pada semester I 2020, dari Rp12,86 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, mengatakan penurunan laba bersih tersebut terjadi karena aktivitas bisnis di sejumlah sektor melambat sejak Maret-Juni 2020. Ini terlihat dari pengajuan restrukturisasi senilai Rp115 triliun selama Maret-Juni, setara dengan 20% total portofolio kredit perseroan.
“Per tanggal 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit,” jelas Setiaatmadja lewat keterangan resmi.
Selain itu, Setiaatmadja menambahkan bahwa penurunan laba pada semester I tahun ini dipengaruhi biaya pencadangan penurunan nilai aset, yang mencapai Rp6,5 triliun. Kenaikan biaya pencadangan ini sejalan dengan potensi penurunan pada kualitas kredit selama semester I 2020.
Dalam laporan keuangan yang baru saja dirilis, manajemen BCA menyampaikan pendapatan bunga bersih perseroan selama semester I tahun ini naik 10,64% secara YoY menjadi Rp27,25 triliun. Pertumbuhan ini juga diikuti oleh pendapatan operasional nonbunga 7,88% menjadi sebesar Rp13,95 triliun. (KR)