DCII - PT. DCI Indonesia Tbk

Rp 42.100

-200 (-0,47%)

JAKARTA. Pembangunan pusat data PT DCI Indonesia Tbk (DCII) Tbk. Di Bintan akan memiliki kapasitas 2.000 megawatt hingga 3.000 megawatt dan diperkirakan menelan investasi senilai US$300 miliar atau setara dengan Rp4.556 triliun.

Deputy President Director DCI Indonesia Marco Cioffi mengatakan saat ini harga mega watt di kisaran harga US$10 juta atau Rp151 miliar. "Untuk satu pusat data kami [DCIII] diharapkan akan berkapasitas sekitar 15 sampai 20 megawatt," ujarnya seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (17/1/2022). Sehingga total nilai investasi di Bintan akan mencapai US$300 miliar atau setara dengan Rp4.556 triliun.

Saat ini DCII menargetkan pembangunan kampus pusat data di Cibitung, Bekasi mencapai 15 pusat data dengan kapasitas mencapai 300 megawatt, yang nantinya satu pusat data di Cibitung akan berkapasitas antara 15 dan 20 megawatt. Saat ini DCII memiliki empat pusat data yang beroperasi di Cibitung, yaitu pusat data JK1 dengan kapasitas 3 megawatt, JK2 7 megawatt, JK3 12 megawatt, dan JK5 15 megawatt.

Dipilihnya Bintan sebagai pusat data menurut Marco, karena wilayah tersebut berdekatan dengan negara Singapura, yang merupakan pusat data di Asia Tenggara, sehingga diharapkan akan menarik banyak konsumen internasional.

Berdasarkan laporan Baxtel dan Cushman & Wakefield, DCII saat ini memiliki kapasitas pusat data terbesar di Indonesia sebesar 37 megawatt, kemudian Biznet di posisi kedua sebanyak 20 megawatt. Kemudian Princeton Digital asal Singapura memiliki kapasitas pusat data sebesar 17 megawatt di dalam negeri,  PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dari Lippo Group memiliki 5 megawatt dan Space DC dari Singapura memiliki pusat data berkapasitas 2 megawatt. (AM)