GOTO - PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk

Rp 76

+4 (+5,56%)

JAKARTA - Meski harga saham PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), melorot sejak penawaran saham di bursa, namun prospek pengelola transportasi dan toko online ini dinilai tetap cerah. Saat IPO, saham GOTO dipatok Rp 338 per saham, kini bertengger di Rp 117 per saham.

Data yang dihimpun idnfinancials.com pada Senin (30/1), harga saham GOTO terkoreksi negatif sepanjang Desember 2022. Sebelumnya, sentimen negatif terlihat di Juni dan Agustus 2022. Saat itu, net foreignnya tercatat masing-masing minus 84,35 juta dan minus 402,01 juta lembar.

Kondisi itu dapat dikategorikan 'wajar' karena net foreignnya tidak terlalu dalam dibandingkan sepanjang Desember 2022. Pada (12/12), net foreignnya tercatat minus 12,02 miliar saham. Setelahnya, net foreign GOTO dalam status merah.

Kondisi itu berlanjut di pekan ke dua perdagangan di bursa efek pada Januari 2022. Namun pada pekan ke tiga, saham GOTO masuk zona hijau meski belum rebound seperti semula.

Sejak listing di bursa efek pada April 2022, GOTO masuk Top 50 emiten dengan market capitalization (market cap) sebesar Rp 107,77 triliun. Kehadiran emiten itu mendepak PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), yang pada 2021 bertengger di posisi 42 dengan market cap Rp 44,31 triliun.

Di Top 50, posisi market cap GOTO di urutan 13, di bawah emiten PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebanyak Rp 110,03 triliun dan di atas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sejumlah Rp 99,33 triliun.

Menurut sumber idnfinancials.com yang merupakan investor besar, meski saham GOTO sedang turun, namun prospek perusahaan ini menjanjikan Indonesia. Pasalnya, emiten ini beroperasi di negara berpenduduk 275 juta jiwa. Market jumbo bagi Gojek, Tokopedia dan Gotofinancial.

Saat ini, Gojek merangkul 2,6 juta mitra pengemudi (GoRide dan GoCar) di Indonesia, Vietnam, dan Singapura. Sedangkan Tokopedia, sebagai e-commerce, menggandeng 15,1 juta pedagang dan melayani 2/3 konsumsi rumah tangga di Indonesia. Dari aspek itu, GOTO dinilai lebih unggul dari kompetitornya yang berbasis di Singapura.

Per September 2022, GOTO membukukan pendapatan bersih Rp 7,96 triliun, naik dari periode serupa tahun 2021 sebanyak Rp 3,40 triliun. Meski begitu, perusahaan ini mencetak rugi Rp 20,91 triliun, lebih tinggi dari rugi di tahun 2021 sebesar Rp 12,25 triliun.

Hal itu dipengaruhi sejumlah hal yakni, tingginya beban penjualan dan pemasaran, beban pengembangan produk, beban umum dan administrasi, serta penyusutan dan amortisasi. (LK)