Di 2022, kinerja SIDO turun melandai
JAKARTA - Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terkoreksi di 2022, seiring penurunan daya beli. Pendapatan dan laba masing-masing turun 4% dan 12% dibandingkan tahun 2021.
Dalam siaran pers dikutip Jumat (10/2), Leonard, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyampaikan penuranan kinerja dipengaruhi sejumlah faktor antara lain, normalisasi permintaan dari basis tinggi karena penyebaran varian Delta, inflasi tinggi karena pengaruh daya beli konsumen, dan kenaikan harga bahan baku. "Selama empat tahun terakhir, perusahaan masih membukukan pertumbuhan CAGR di laba bersih sebesar dua digit," katanya.
Menurut dia, perusahaan masih memiliki posisi kas bersih dan rasio pembayaran dividien di atas 90%. Per Desember 2022, SIDO mencatatkan kas dan setara kas Rp 923,04 miliar, turun dari periode serupa tahun 2021 sebesar Rp 1,08 triliun.
Sepanjang 2022, penjualan tercatat Rp 3,86 triliun dan laba tahun berjalan Rp 1,10 triliun. Kontribusi pendapatan dari produk Jamu Herbal dan Suplemen Rp 2,63 triliun, diikuti produk Makanan dan Minuman Rp 1,08 triliun, dan Farmasi Rp 143,04 miliar.
Di 2021, pendapatan SIDO sebesar Rp 4,02 triliun dan laba tahun berjalan Rp 1,26 trilliun. Segmen Jamu Herbal dan Suplemen menyumbang pendapatan Rp 2,69 triliun, Makanan dan Minuman Rp 1,19 triliun, dan Farmasi Rp 137,14 miliar. (LK)