Ikuti perkembangan, industri konstruksi angkat isu sustainability
JAKARTA – Pagelaran MEGABUILD Indonesia dan Keramika Indonesia 2023 akan menjadi wadah bagi industri bahan bangunan serta kalangan profesi untuk mengusung tema keberlanjutan, atau yang biasa disebut sustainability, dalam industri-industri terkait.
Pameran tahunan yang akan digelar di Senayan ini berkolaborasi dengan berbagai asosiasi profesi yang mendukung gerakan ramah lingkungan dalam industri konstruksi. “Kita berkolaborasi dengan mitra-mitra, seperti Green Building Council Indonesia (GBCI) dan Green Product Council Indonesia (GCPI), yang mengangkat tema sustainability,” ujar Royanto Handaya, Presiden Direktur PT Pameran Masa Kini, pengelola pameran akbar ini.
Menurut Teguh Aryanto, perwakilan dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta, menyatakan bahwa bidang profesi arsitektur kini mulai mengalihkan fokusnya pada isu sustainability. “Arsitek kini semakin selektif dalam memilih material untuk desain yang akan dibangun; bahan baku harus memiliki tingkat hijau yang cukup tinggi,” ujarnya.
Sedangkan dari sisi profesi desain interior, Rohadi, Ketua Umum Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Nasional, menambahkan, “Kita cukup memerhatikan produk-produk dengan label yang diklaim “green.” Namun, kalau kita [profesi desain interior] lebih berfokus pada fungsi dan penerapan bahan-bahan tersebut.”
Di lain sisi, ASAKI (Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia) cukup percaya diri dengan kualitas ramah lingkungan produk keramik dalam negeri. Edy Suyanto, Ketua Umum ASAKI, mengklaim bahwa produksi keramik Indonesia sudah memiliki sertifikasi green product dan diproduksi menggunakan liquefied natural gas (LNG) yang lebih ramah lingkungan dibandingkan produksi luar negeri. “Kalau menggunakan produk impor, carbon footprint-nya juga jauh lebih buruk,” tambahnya. (ZH)