PGEO - PT. Pertamina Geothermal Energy Tbk

Rp 975

+5 (+0,51%)

JAKARTA. Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji telah mengunjungi PGE Area Lahendong, salah satu wilayah kerja panas bumi, yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), pada Minggu (26/2) kemarin.

Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), Pertamina NRE, PGEO, dan Tokyo Electric Power Company Holdings (Tepco HD).

Perlu diketahui, kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari rencana penggabungan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik PGE dan teknologi produksi hidrogen milik Tepco HD, untuk mengembangkan teknologi operasional yang optimal. Pengembangan ini juga akan didukung oleh NEDO.

Dalam kunjungannya, Kenji menyampaikan saat ini Jepang dan Indonesia telah menjalin kesepakatan untuk mewujudkan konsep Asia Zero Emission Community (AZEC). Kesepakatan ini, kata Kenji, didasari oleh potensi geothermal Indonesia yang cukup besar dan misi transisi energi yang sama antara Indonesia dan Jepang.

“Hal ini juga merupakan kesepakatan kedua kepala negara antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali,” ungkap Kenji.

Sementara itu Dannif Danusaputro, CEO Pertamina NRE, menyampaikan produksi hidrogen adalah salah satu area bisnis geothermal Pertamina NRE di masa depan. “Kami antusias agar dapat bekerja sama dengan TEPCO HD dalam pengembangan ini juga dengan NEDO,” kata Danusaputro.

Saat ini PGEO telah mengelola 13 wilayah kerja panas bumi, dengan kapasitas terpasang sebanyak 1,8 gigawatt (GW). Sebanyak 672 megawatt (MW) dari total kapasitas terpasang dikelola sendiri oleh PGEO, serta sisanya dikelola dengan skema kontrak operasi bersama. (KR)