JAKARTA - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Januari 2023 merosot 1,88% menjadi US$ 404,9 miliar dari periode serupa tahun 2022 sebesar US$ 412,67 miliar. Namun, posisi utang itu lebih tinggi dari Desember 2022 sebesar US$ 396,82 miliar.

Dalam siaran pers yang disampaikan pada Selasa (14/3), Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menyampaikan kontraksi posisi utang di Januari 2023 mengulang melanjutkan penurunan utang 4,41% di Desember 2022 yang tercatat US$ 396,82 miliar terhadap ULN di Desember 2021 sebesar US$ 413,97 miliar.

"Kontraksi utang dari ULN pemerintah dan sektor swasta. Juga dipengaruhi pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (US$) terhadap mata uang global termasuk IDR," katanya.

ULN pemerintah pada Januari 2023 tercatat US$ 203,63 miliar, turun dari periode serupa tahun 2022 sebesar US$208,29 miliar. ULN swasta 201,24 miliar, turun dari US$ 204,76 miliar.

Disampaikannya bahwa pemerintah berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati (prudent), kredibel, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang tepat waktu. (LK)