Raksasa nikel NCKL dan MBMA siap ramaikan bursa bulan April
JAKARTA – Dua perusahaan raksasa di industri nikel akan melangsungkan debut perdananya di Bursa Efek Indonesia pada bulan April. Lebih menariknya, jadwal IPO PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) hanya terpaut sekitar seminggu dari PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Kedua perseroan ini sama-sama memiliki fokus area tambang di Indonesia bagian timur. NCKL bseserta anak perusahaannya, yang berfokus pada pertambangan bijih nikel, mengurus area pertambangan di Kawasi dan Loji di Pulau Obi, Maluku Utara, seluas 5.523,99 hektar, belum termasuk beberapa prospek proyek lainnya.
Di sisi lain, MBMA memiliki grup perusahaan, yang disebut Grup MBM, yang bergerak di bidang nikel dan mineral lain yang terintegrasi secara vertikal. Operasional tambangnya terletak di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, dan di Konawe, Sulawesi Tenggara. Tambang nikel Konawe dioperasikan dibawa IUP milik PT Sulawesi Cahaya Mineral, salah satu anak perusahaannya.
NCKL didukung oleh PT Harita Jayaraya sebagai pengendali sahamnya di bawah Harita Group. Harita Group sendiri adalah konglomerat Indonesia yang berfokus pada industri sumber daya alam, yang hingga kini dikendalikan dan dimiliki oleh keluarga Lim.
Sementara itu, MBMA mendapat dukungan dari PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebagai pengendali tidak langsungnya. Pebisnis ternama Indonesia, Garibaldi Thohir juga terdaftar sebagai salah satu investor utama MBMA.
Secara performa keuangan, hingga 30 September 2022, MBMA mencatatkan laba konsolidasi tahun berjalan sebesar US$ 32,47 juta, setara dengan Rp 487 miliar menggunakan kurs Rp 15.000 per USD. Sedangkan, dalam periode yang sama, NCKL sudah membukukan laba konsolidasi tahun berjalan sebesar Rp 5,3 triliun.
NCKL mematok harga Rp 1,220-1,250 untuk tiap lembar dari 12 miliar lebih saham yang ia tawarkan pada publik. Sementara itu, MBMA, yang tengah melangsungkan book building saham IPO-nya, akan menawarkan 11 miliar saham sebesar Rp 780-795 per lembar.
Pada akhir aksi korporasi, masing-masing NCKL dan MBMA akan memperoleh dana segar sebesar Rp 15,12 triliun dan Rp 8,75 triliun. Sebagai catatan, MBMA akan menyiapkan 1 miliar saham tambahan jika mengalami kelebihan pemesanan, sehingga perseroan dapat meraih nilai emisi sebanyak-banyaknya sebesar Rp 9,62 triliun. (ZH)