NIKL - PT. Pelat Timah Nusantara Tbk

Rp 236

-2 (-1,00%)

JAKARTA – Walaupun PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), atau lebih dikenal dengan Latinusa, berhasil mencapai pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga dua digit pada tahun 2022, perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahunan agar posisi keuangannya stabil.

Berdasarkan pemaparan Abdul Haris Suhadak, Direktur Keuangan Latinusa, penjualan perseroan di tahun 2022 naik 21,17% year-on-year (yoy) menjadi US$ 255,3 juta dari US$ 210,7 juta. Kenaikan ini juga diikuti performa laba bersih yang semakin solid, melonjak 21,57% yoy dari US$ 5,86 juta menjadi US$ 7,12 juta pada akhir 2022.

Pada tahun 2022, penjualan Latinusa banyak ditopang oleh segmen makanan ringan dan susu, sementara produksi kaleng cat dan kaleng bahan kimia masing-masing turun sekitar 3%. “Tahun ini, kami akan mencoba masuk pada segmen minuman ready-to-drink,” ungkap Jetrinaldi, Direktur Utama Latinusa pada acara Paparan Publik Latinusa 2023 hari ini (6/4). “Alasan kami fokus pada segmen makanan dan minuman adalah karena segmen ini stabil. Jadi, untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan, kami tetap fokus pada segmen ini,” tambah Herman Arifin, Direktur Komersial Latinusa.

Tahun ini, pihak manajemen, dengan persetujuan pemegang saham, memutuskan absen membagikan dividen. “Sebesar US$ 3 juta, atau 42% laba bersih tahun 2022, dialihkan sebagai cadangan wajib berdasarkan ketentuan perseroan. Sisanya, sebesar 58%, dialokasikan sebagai laba ditahan,” jelas Suhadak.

Keputusan ini diambil karena melihat jumlah utang bank jangka pendek sebesar US$ 95 juta yang harus ditanggung perseroan. Utang ini adalah pinjaman modal kerja yang diambil mengingat kebutuhan operasional perusahaan yang lebih tinggi akibat harga baja yang terus meningkat di tahun 2023. “Tahun lalu kami memang bagi dividen. Namun, tahun ini tidak berlanjut, agar struktur keuangan kami lebih sehat,” tambah Jetrinaldi.

Sesuai dengan alasan penyehatan keuangan ini, manajemen Latinusa juga mengaku belum memiliki rencana aksi korporasi, akuisisi, diversifikasi, dan pendirian unit baru dalam waktu dekat. “Setelah profit kami stabil, mungkin baru bisa diinisiasi setelah tahun 2023,” kata Jetrinaldi. (ZH)