ADHI - PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

Rp 220

-2 (-0,90%)

JAKARTA - Meski kinerja mulai bangkit dari tahun lalu, namun PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) masih menahan Laba Bersih Tahun 2022 sebagai saldo laba. Saat ini merupakan tahun ketiga bagi pemegang saham BUMN Karya itu seret dividen.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun idnfinancials.com pada Jumat (15/4), Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ADHI, kemarin (11/4) memutuskan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp 81,24 miliar, yang dialokasikan 20% untuk cadangan wajib dan saldo laba ditahan 80%.

Sebelumnya, kondisi serupa juga diputuskan pemegang saham BUMN ini. Pada RUPST 7 April 2022, seluruh laba bersih tahun buku 2021 sebesar Rp 55,18 miliar diputuskan untuk dana cadangan. Setahun sebelumnya pada RUPST 25 Mei 2021, ADHI mengalokasikan semua laba bersih tahun 2020 Rp 23,97 miliar guna dana cadangan.

Sebelum masa pandemi COVID-19, emiten karya ini getol membagikan dividen karena kinerjanya yang memuaskan. Pada 2019, perusahaan ini mengantongi laba bersih Rp 663,80 miliar. ADHI mengalokasikan 10% atau Rp 66,38 miliar dari laba bersih untuk dividen dan 90% atau Rp 597,42 miliar dari laba bersih untuk saldo laba ditahan. Dari alokasi dividen itu, sebanyak 51% atau Rp 33,85 miliar ke pemerintah dan 49% atau Rp 32,52 miliar ke pemegang saham publik.

Per Maret 2023, jumlah saham ADHI tercatat 8,40 miliar lembar dengan struktur pemiliknya Kementerian BUMN 64,33% dan masyarakat 35,67%. (LK)