BBCA - PT. Bank Central Asia Tbk

Rp 9.900

+50 (+-2,00%)

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), atau BCA, bagikan Rp713,8 triliun pinjaman hingga Maret 2023, naik 12% year-on-year (yoy) dari Rp637,13 triliun pada Maret 2022. Tak hanya itu, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan dua digit pada laba bersihnya, melonjak 43% yoy pada kuartal pertama tahun 2023.

Berdasarkan pemaparan pada Paparan Kinerja Triwulan I 2023 BBCA secara daring hari ini (27/4), kredit korporasi masih mendominasi penyaluran kredit pada Q1 2023, mencatatkan pinjaman sebesar Rp320,47 triliun. Kemudian, kredit komersial dan UKM menyusul sebesar Rp211,13 triliun, sementara kredit konsumsi meningkat paling tinggi, hingga 12,7% yoy menjadi Rp174,5 triliun. Menduduki posisi terakhir, pembiayaan syariah mencatatkan jumlah pinjaman sebesar Rp7,75 triliun.

BBCA juga mulai melirik pembiayaan pada bisnis berkelanjutan (green financing) sebesar Rp76 triliun pada akhir Q1 2023. Kemudian, perseroan juga melihat kesempatan emas pada pembiayaan kendaraan listrik, yang mencatatkan total pinjaman hingga Rp327 miliar pada akhir Maret 2023, naik 19 kali lipat dari Maret 2022 sebesar Rp17 miliar.

Walaupun angka penyaluran kredit meningkat, BCA mencatatkan penurunan loan-at-risk (LAR) menjadi 9,5% pada akhir kuartal I tahun 2023. "Ke depannya, kami juga belum ada rencana untuk menaikkan suku bunga kredit," tambah Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BBCA.

Pada akhirnya, dengan pendapatan bunga bersih naik hingga 28% yoy menjadi Rp18,52 triliun, perseroan sukses mendulang laba bersih sebesar Rp11,5 triliun pada akhir triwulan I tahun ini. (ZH)