Triwulan I, kerugian GIAA menyusut
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil menekan kerugian per triwulan I dalam tiga tahun terakhir. Hingga triwulan I 2023, kerugian emiten in tercatat US$ 110,03 juta, turun dari periode sebelumnya US$ 224,14 juta.
Dalam Laporan Keuangan Triwulan I yang dikutip Rabu (3/5), Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyampaikan pendapatan tumbuh 72,20% menjadi US$ 602,99 juta dari triwulan I 2022 sebesar US$ 350,15 juta. Pendapatan terdiri atas penerbangan berjadwal US$ 506,82 juta, naik dari US$ 270,57 juta, penerbangan tidak berjadwal US$ 12,81 juta, turun dari US$ 24,07 juta, dan lainnya US$ 83,35 juta, naik dari US$ 55,50 juta.
Beban usaha GIAA tercatat US$ 605,18 juta, lebih tinggi dari triwulan I 2022 sebesar US$ 526,33 juta. Namun, perbandingannya terhadap pendapatan usaha lebih rendah dibandingkan periode serupa di triwulan I 2022. Rugi sebelum pajak US$ 131,42 juta, lebih rendah dari sebelumnya US$ 257,16 juta.
Di triwulan I 2021, pendapatan usaha tercatat US$ 353,07 juta dan beban usaha US$ 702,17 juta. Sementara itu, rugi sebelum pajak US$ 430,66 juta dan rugi periode berjalan US$ 385,35 juta. (LK)