ABMM - PT. ABM Investama Tbk

Rp 3.430

+40 (+1,18%)

JAKARTA - Setelah membukukan kenaikan 82,36% yoy pada laba bersih tahun 2022, PT ABM Investama Tbk (ABMM) siap membagikan dividen senilai US$75 juta yang akan diambil dari laba bersih tahun 2022 yang mencapai US$269,9 juta.

Berdasarkan Annual Public Expose ABMM yang diselenggarakan secara daring hari ini (10/5), pendapatan ABMM juga meningkat tajam hingga 41,5% yoy dari US$1,02 miliar pada akhir tahun 2021 menjadi US$1.45 miliar pada Desember 2022. Sekitar 40% dari pendapatan ABMM masih didominasi lini bisnis tambang batubara, sementara 33% lainnya disumbang jasa kontraktor tambang. Perlu diketahui bahwa ABM Investama memiliki usaha batu bara dan aktivitas penunjang yang terintegrasi, mulai dari penambangan, hingga transportasi dan penjualannya.

Didukung oleh puncak harga jual batu bara di tahun 2022, ABMM berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih walaupun jumlah penjualan batu bara turun dari 13,53 juta ton di tahun 2021 menjadi 12,66 juta ton di akhir tahun lalu.

"Jika melihat Laporan Keuangan Q1 2023, laba bersih [yang diatribusikan kepada entitas induk] mencapai US$106 juta. Dengan perkiraan harga [batu bara] yang membaik, kami harap performance tahun ini lebih baik dari tahun lalu," ujar Adrian Erlangga, Direktur ABMM. Menurutnya, permintaan batubara akan terus meningkat di masa depan, sedangkan pasokannya akan menipis. "Dalam jangka menengah, akan terjadi kelangkaan batubara. Maka, harganya akan cenderung stabil, setidaknya hingga akhir tahun ini," tambahnya.

Setelah performa ABMM yang gemilang tahun lalu, pemegang saham menyetujui alokasi 27,7% dari laba bersih untuk dibagikan sebagai dividen. Jumlah itu setara dengan US$75 juta atau Rp1,1 triliun. Pembagian dividen akan jatuh pada tanggal 9 Juni 2023, dan akan dibagikan kepada mereka yang terdaftar sebagai pemegang saham sebelum 23 Mei 2023. (ZH)