Anak usaha ADRO peroleh pinjaman Rp 2,5 triliun
JAKARTA - PT Kalimantan Alumunium Industry (KAI) dan PT Kaltara Power Indonesia (KPI) memperoleh fasilitas pinjaman senilai total Rp 2,5 trilun guna pengembangan smelter alumunium dan pembangkit listrik di Kalimantan Utara (Kaltara).
Dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (17/5), Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), induk usaha tidak langsung dari KPI dan KAI, menyampaikan fasilitas itu guna mendukung kegiatan investasi dan operasional perusahaan. "Pengembangan proyek bagian komitmen perusahaan dan partisipasi perusahaan untuk program hilirisasi mineral pemerintah," katanya.
Fasilitas pinjaman untuk KAI sebesar Rp 1,54 triliun untuk pengembangan proyek smelter alumunium berkapasitas 500.000 ton per tahun. Sedangkan fasilitas untuk KPI sebanyak Rp 952,1 miliar guna pengembangan proyek pembangkit listrik berkapasitas 1.060 megawatt (MW).
Dua proyek ini berlokasi di Kawasan Industri, yang dikembangan PT Kalimantan Industrial Park Indonesia. Fasilitas ini akan jatuh tempo masing-masing 8 tahun dan 10 tahun pasca perjanjian pinjaman ditandatangani.
Agunan fasilitas ini berupa gadai saham milik PT Adaro Indo Alumunium (AIA) di KPI dan PT Adaro Power (AP) di KAI. Total nilai jaminan tidak melebihi total nilai transaksi penandatangan perjanjian fasilitas. Penandatanganan perjanjian fasilitas dan rencana pemberian jaminan berlangsung pekan lalu (12/5). (LK)