HEXA optimistis penjualan tumbuh sampai akhir tahun ini
JAKARTA - PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) optimistis penjualan alat berat excavator 6 ton dan mini excavator naik hingga akhir tahun ini. Di triwulan I 2023, emiten ini membukukan pendapatan US$ 630,49 juta, naik dari US$ 463,26 juta di triwulan I 2022.
Djonggi TP Gultom, Presiden Direktur PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) menyampaikan permintaan alat berat masih bergantung pada kenaikan harga komoditi tambang seperti emas, nikel, dan batu bara. "Untuk sektor itu masih mendominasi permintaan alat-alat berat," katanya kepada idnfinancials.com, Selasa (25/7).
Menurut dia, permintaan alat berat seperti excavator dan mini excavator masih tinggi, terutama untuk di perkebunan karena minimnya pasokan tenaga manusia. Untuk mensiasati itu, maka diperlukan excavator yang full mekanisasi. "Jadi orang sekarang sudah mulai berpikir full mekanisasi untuk konstruksi dan perkebunan. Pembangunan jalan di mana orang ramai sehingga digunakan mini excavator karena pergerakannya lincah dan tidak membahayakan orang lain," katanya.
Menurut Gultom, alat berat berkapasitas tonase besar dan mahal lebih terserap di daerah pertambangan di Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan penjualan alat berat dengan tonase lebih kecil di daerah Sumatera dan Jawa, yang umumnya untuk proyek hutan atau perkebunan kayu (pulp paper).
Rantai pasok distribusi alat berat ikut memengaruhi jumlah penjualan (unit) sehingga meski permintaan tinggi, namun realisasi penjualan masih di bawah permintaan. "Di Indonesia ini susah membuat prediksi market yang lebih akurat waktunya sulit. Jadi selalu kami membuat produksinya sesuai prediksi gak taunya lewat. Begitu situasinya turun, kami baru siapkan stock alatnya," katanya.
Pada 2021, penjualan excavator bobot di atas 6 ton sebanyak 2.226 unit dan permintaan 14.334 unit. Wheel Loader terjual 23 unit, permintaan 763 unit dan mini excavator terjual 300 unit sedangkan permintaan 921 unit.
Pada tahun ini, HEXA mengalokasikan belanja modal US$ 15 juta, yang akan digunakan untuk perawatan rutin (reguler maintenance). Sumber dana untuk belanja modal berasal dari internal kas. (LK)