Dalam empat tahun, tiga emiten terdepak di list top 10 market capitalization
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mempertahankan posisi sebagai pemilik market capitalization (market cap) jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI) kurun Juli 2019-Juli 2023. Sementara tiga emiten lainnya mesti terdepak dari daftar top 10 market cap pada Juli 2023, digantikan emiten batubara dan petrochemical.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun IDNFinancials pada Kamis (10/8), pada Juli 2021 tercatat 10 emiten dengan market cap jumbo antara lain, BBCA Rp 755,44 triliun, BBRI Rp 547,06 triliun, PT Telkom Indonesi (Persero) Tbk (TLKM) Rp 425,96 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 368,44 triliun, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 352,44 triliun, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 332,68 triliun, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 283,238 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp 156,46 triliun, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Rp 145,26 triliun, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 124,78 triliun.
Pada Juli 2023, tujuh dari 10 emiten tersebut masih bertahan dalam daftar top 10 market cap jumbo, kecuali ICBP, GGRM, dan HMSP yang digantikan PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Amman Mineral Internsional Tbk (AMMN), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Nilai market cap 10 emiten tersebut yakni, BCA sebesar Rp 1,11 kuadriliun, BBRI Rp 847,74 triliun, BYAN Rp 661,66 triliun, BMRI Rp 528,99 triliun, TLKM Rp 368,51 triliun, ASII Rp 277,31 triliun, AMMN Rp 202,08 triliun, TPIA Rp 183,40 triliun, BBNI Rp 163,85 triliun, dan UNVR Rp 146,87 triliun
BCA dan BBRI yang bertahan masing-masing di posisi pertama dan dua dengan pertumbuhan market cap sebesar Rp 358,19 triliun dan Rp 300,68 triliun dalam empat tahun ini. Market cap BMRI naik sebanyak Rp 160,45 triliun dan BNI naik Rp 7,38 triliun. Sedangkan market cap tiga emiten lainnya mencatatkan penurunan yakni, TLKM turun Rp 57,45 triliun, UNVR turun Rp 185,79 triliun, dan ASII turun Rp 6,07 triliun. (LK)