PGEO - PT. Pertamina Geothermal Energy Tbk

Rp 1.080

-10 (-0,92%)

JAKARTA - Telah turut andil dalam tren pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing), Citibank N.A. Indonesia atau Citi Indonesia menyatakan kesiapannya untuk menangkap kesempatan pertumbuhan green financing di masa depan.

Citi Indonesia memang sudah tercatat berpartisipasi dalam penerbitan green bond perdana milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) senilai US$400 juta Mei lalu. Di bulan April 2023, Citi Indonesia juga telah ikut menyediakan pinjaman hijau sindikasi (green syndicated loan) untuk PLN sebesar US$750 juta, yang aktif hingga lima tahun ke depan.

"Every oportunity [terkait ESG financing, red.] yang kita bisa dapatkan dari klien kami di public sector dan global corporates, itu juga akan kami eksplor terus," ujar Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia, saat ditemui di Paparan Kinerja dan Outlook Ekonomi Q2 2023 Citi Indonesia hari ini (10/8). "Kalau di sini, lebih banyak yang E-nya, yaitu Environment," sambungnya.

Selain itu, Sianturi mengklaim bahwa Citi Indonesia juga telah menangani aspek S dalam ESG financing, yaitu social financing. "Kita melakukan beberapa transaksi, umpamanya, dengan BTN, dan beberapa perusahaan multinasional lain," ungkapnya. "We want to ensure, baik itu E maupun S, we are in constant conversation dengan klien kami," jelasnya.

Walaupun terdapat persyaratan tambahan agar nasabah korporasi mendapatkan green financing, Sianturi menganggap bahwa pembiayaan segmen ini akan memperbaiki citra perusahaan, terutama perusahaan terbuka, di depan pemegang sahamnya. Oleh karena itu, green financing dan green assets akan diminati karena meningkatkan portofolio ESG dan porsi green revenue perseroan, sehingga korporasi dapat memenuhi standar ESG internasional serta janji inisiatif ESG yang ditawarkan pada pemegang sahamnya.

Ke depannya, Sianturi meyakinkan bahwa upaya mendukung green financing ini akan dilanjutkan. "It's a dynamic process. Yang penting dinamika dari pilihan untuk green financing akan diteruskan lewat capital market bonds, atau syndicated loan. Juga, jangan hanya berfokus pada E-nya, tapi fokus juga pada yang S-nya." ucapnya. (ZH)