Pendapatan ADMR naik 6%, namun laba inti turun
JAKARTA - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan pendapatan US$ 463,60 juta pada semester I 2023, naik 6% dari periode serupa tahun 2022 sebesar US$ 435,65 juta. Namun, capaian itu belum diikuti kenaikan laba periode berjalan karena pengaruh penurunan harga batu bara metalurgi.
Dalam siaran pers dikutip Selasa (22/8), pendapatan ADMR tumbuh dari periode serupa tahun lalu dipicu kenaikan volume penjualan. Volume produksi mencapai 2,54 juta ton, tumbuh 66% dari periode serupa tahun lalu. Sedangkan harga rerata jual (average selling price/ASP) turun 25% dibandingkan periode serupa tahun lalu.
EBITDA operasional emiten ini tercatat US$ 235,1 juta, turun 18% dipengaruhi ASP dan kenaikan biaya produksi dan nisbah kupas. Penurunan EBITDA operasional dan laba inti mencerminkan bisnis inti dan tidak memperhitungkan komponen non operasional.
Di semester I 2023, ADMR merealisasikan US$ 42,9 juta belanja modal (capital expenditure/capex) untuk proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC) dan konstruksi smelter aluminium. (LK)