ARNA - PT. Arwana Citramulia Tbk

Rp 695

-20 (-3,00%)

JAKARTA - Setelah melaporkan penurunan kinerja keuangan pada kuartal 1 dan 2, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) menatap tahun 2023 dengan lebih realistis dan menurunkan target laba menjadi Rp444 miliar.

Rudy Sujanto, Chief Financial Officer (CFO) ARNA, menyampaikan bahwa perseroan terpaksa merevisi proyeksi laba bersih tahun 2023 secara signifikan, dari Rp631,5 miliar menjadi hanya Rp444 miliar. "Lebih rendah dari tahun 2021, yang masih Rp447 miliar." Hal ini diungkapkan saat ditemui langsung di Head Office Arwana Citramulia kemarin (30/8).

"Penurunan proyeksi laba ini dibuat dengan asumsi penjualan semester kedua menyerupai penjualan hingga Juni 2023, dan memperhatikan sales di bulan Juli," jelas Rudy.

ARNA memang membukukan penurunan kinerja top-line dan bottom-line secara tahunan pada Q1 dan Q2 2023. Pada Q1 2023, pendapatan turun hingga 11,2% year-on-year (yoy), sedangkan laba merosot hingga 15% yoy. Hingga Juni 2023, penjualan juga melemah 9,76% yoy, bahkan laba mengecil 20.4% yoy.

Mengenai penurunan ini, Edy Suyanto, Chief Operating Officer (COO) ARNA, mengaku tidak khawatir. "Naik-turun di industri itu biasa," ujarnya, "yang penting adalah bagaimana kita menangkap future demand." Menurutnya, potensi pasar keramik di Indonesia masih besar, dan hanya menunggu waktu hingga ekonomi bertumbuh stabil agar industri keramik ikut berkembang.

Sejalan dengan strategi tersebut, ARNA disebut telah menyiapkan persediaan apabila pasar membaik di bulan Oktober. "Kami masih ready untuk capture the value, karena masih ada 7 juta m2 stok keramik yang siap didistribusikan," ungkap Rudy.

Mengenai penyebab dibalik tren negatif penjualan keramik, Edy berpendapat bahwa ini adalah hal yang rata terjadi di semua sektor industri. "Pemerintah juga harus berhati-hati, karena ada sesuatu yang salah dengan daya beli (masyarakat Indonesia). Ada penurunan, dan ini bukan terjadi di keramik saja," tambah Edy. (ZH)