INET - PT. Sinergi Inti Andalan Prima Tbk

Rp 61

-2 (-3,18%)

JAKARTA - Pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) oleh perusahaan perbankan PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) menjadikan saham kepemilikan PT Alim Investindo berakhir di angka 13,89%, Jumat (17/11). Bertambahnya jumlah saham BMAS yang beredar di pasar tidak diikuti dengan pembelian saham oleh investor tersebut, sehingga persentase kepemilikan saham Alim Investindo pun menurun atau mengalami dilusi saham. Di sisi lain, investor asing Kasikorn Vision Financial Company Pte Ltd justru menambah 3,05 miliar lembar saham BMAS untuk mencapai kepemilikan 81,10% saham di perusahaan perbankan tersebut.

Di sektor rental kendaraan konstruksi dan pertambangan, PT Damai Investama Sukses membeli 67,20 juta lembar saham PT Transkon Jaya Tbk (TRJA). Selanjutnya, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara membeli 11,07 juta lembar saham perusahaan jasa telekomunikasi PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), diikuti oleh presiden direktur Sabana Prawirawidjaja yang membeli 1,57 juta lembar saham perusahaan minuman miliknya, yaitu PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ).

Investor asing asal Singapura, CGS-CIMB Securities (Singapore) Pte Ltd kemudian melakukan jual beli saham di dua emiten sekaligus. Investor tersebut terlihat membeli 10 juta lembar saham perusahaan jasa pertambangan PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI), dan menjual 4,72 juta lembar saham PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) di sektor pengembangan properti hotel.

Kemudian, sebanyak 453,62 juta lembar saham perusahaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) dijual oleh PT Teladan Resources. Saham perusahaan digital PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga kembali dijual oleh GOTO Peopleverse Fund. Terakhir, PT Monjess Investama melepas 15 juta lembar saham PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) yang bergerak di distribusi produk telekomunikasi. (KD)

Dapatkan petunjuk pasar terkini dari IDNFinancials!