Nicolas D. Kanter: We aim for legacy in EV battery ecosystem
NUSA DUA – Tempo-IDNFinancials menobatkan Nicolas D Kanter, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai The Best CEO In Diversified Metals and Minerals 2023 pada acara Top CEO 2023 di Hotel Sofitel Nusa Dua Beach Resort, Bali pada akhir pekan lalu (1/12). Apresiasi tersebut disematkan atas kontribusinya membawa pertumbuhan kinerja ANTM dan implementasi Environtmental Social Governance (ESG).
Terkait dengan itu, IDNFinancials berkesempatan mewawancarainya beberapa waktu lalu. Berikut petikannya;
Q. Antam membukukan pertumbuhan kinerja yang baik sejak pandemi Covid-19 sampai saat ini. Bisa dijelaskan strategi yang diterapkan?
A. Iya, kalau kami lihat, kami tarik waktu masa pandemi, memang yang paling utama, konsep yang diterapkan di Antam itu, adalah fokus kami pada kesehatan dari karyawan. Itu yang paling utama, sehingga kami betul-betul secara—consistently, we actually implement the protocols. Jadi, baik itu di kantor, di pabrik-pabrik kami, di remote area, itu kami terapkan dengan konsisten dan very rigor. Itu yang pertama.
Kemudian yang kedua, yang saya lihat juga, kenapa kami bisa survive, ya, kembali ke cost leadership. Karena, kan, in any situations, kalau kami bisa maintain cost leadership ini—jadi, kami harus jaga biaya itu seefektif dan seefisien mungkin, itu yang kami terapkan, karena kan, tanpa cost leadership yang diterapkan secara robust, we will not be able to survive. Tapi, kembali lagi, yang tadi saya bilang, cost itu tidak semua kami lihat sebagai expenditure, sebagai spending, karena untuk yang terkait dengan kesehatan, kan—protokol itu, kan, costly. Jadi, kami tetap jadikan itu fokus utama dari perusahaan. Oleh karena itu, kami bisa tekan angka-angka orang yang terjangkit, dan alhamdulillah, Puji Tuhan, kami tidak terjadi yang namanya penyebaran di operasional kami. In our operation, tidak ada wabah yang menyebar. Jadi, itu yang membuat kami survive di waktu pandemi.
Selain itu, tentunya kami menerapkan hilirisasi, nilai tambah. Jadi, produk kami yang ada smelter yang sudah ada, dan kami bangun juga di Haltim. Juga, operational excellence tetap kami jaga. Best mining practice is a must, bukan karena biaya kami tekan, and you sacrifice the best mining practices. Itu kami jalankan. Jadi, operational excellence selalu menjadi tolok ukur yang kami jaga di dalam KPI (key performance indeks) masing-masing unit.
Kemungkinan juga kami ditambah dengan keberuntungan kami memiliki diversifikasi product streams. Produk kami bukan hanya ada nikel, tapi ada bauksit dan emas. Jadi, ada masa-masa tertentu di mana harga nikel drop, emas membantu kami dalam generate our revenue. Bauksit juga, dulu kami bisa maintain karena belum diterapkan export ban. Jadi, kami bisa memilih untuk ekspor atau dibagikan ke domestic consumers. Those are, I think, the things yang bisa membuat kami survive the pandemic.
Q. Di sektor hilir, yang dilakukan selama masa itu sampai sekarang seperti apa?
A. Karena waktu itu, memang ada keterlambatan proyek Feni Haltim. Tapi, dari awal memang Antam itu melakukan proyek hilirisasi. Jadi, bukan hanya karena itu adalah hal yang digaungkan oleh pemerintah, tapi we all know that, actually, the value added in the process adalah yang memberikan the biggest revenue for us. Jadi, Feni Haltim kami jalankan, kemudian untuk bauksit, kami juga punya ICA di sana. Walaupun kami struggle dengan cost, karena kami split dengan our JV partner, tapi itu dijalankan.
Untuk ke depannya, we all believe—saya mau legacy yang ada, yaitu EV battery ecosystem, kami harus masuk ke sana. Karena, kalau kami hanya jago di hulu, hilirnya sampai di smelter aja, it is not enough, karena kami semuanya aiming for energy transition. Jadi, EV battery akan kami masuki. Walaupun masih struggle, tapi kami actually push our partner.
Mitra kami adalah the biggest EV battery producer in the world; CATL is the biggest EV battery producer in the world. Mitra kami di JV yang kedua adalah LGES; they’re the second biggest. Jadi, as far as partners, we actually aim for the right strategic partners.
Hanya saja, saya harus mengakui, dengan segala kesehajaan, Antam itu BUMN. Jadi, in terms of delivering projects, we are not good—we don’t have the track record. Kami kejar kemarin untuk Feni Haltim agar produksi 13.500 ton nikel. Itu sudah first metal tapping pada 12 September. Tapi, kami lihat terus, kami mencoba untuk efisiensi dalam cost, karena harga feronikel continues to drop.
Tapi, untuk hilirisasi, I believe that it is a must. Saya mau Antam masuk ke EV, itu keharusan. Itu lama sekali prosesnya. Waktu saya masuk di Antam, they have only signed the MoU, tapi tidak ada pergerakan sama sekali. Everybody in Antam, yang mau saya ubah adalah the mindset of fear of making decision. Kulturnya masih sangat obedient dan takut, karena It is better not to make any decision than make a decision, because you can be wrong and criminalised for that. Tapi, karena saya datang dari multinational company, saya harus terus diingatkan. Tapi, I believe kalau kami transparan, dan we are not actually gaining any interest from that, we should make it happen. Nah, ini yang harus di-balance. Untung saja ada teman-teman di risk committee, tapi saya rasa kalau begini terus, tidak akan jalan.
Q. Apa strategi yang diterapkan mengantisipasi kalau-kalau kejadian serupa terjadi di masa depan?
A. Kalau saya lihat, pertama-tama, tentunya, kami mesti berdoa agar tidak terjadi lagi. Tapi, kan, sebenarnya, kalaupun terjadi pandemi, even a drastic change happens, apa yang harus disiapkan? Saya akan melihat, actually, strategi yang pernah kami terapkan itu, kami tetap harus fokus di situ. Tetap fokus pada karyawan, karena people are actually the ones running the organisation, baik di kantor, maupun di site. Jadi, we have to focus on the people. Jadi, kalau itu terkait dengan pandemi, kesehatan, ya, the focus still has to be the health of employees.
Cost itu adalah sesuatu yang mahal, karena memang kalau kami sudah begitu robust dalam implementasi cost containment, the efficient cost, we should be able to survive in any situations.
Tapi, yang menjadi kunci sebenarnya adalah, change is actually constant, inevitable. The only way to deal with change is to prepare, karena biasanya sering menggerutu, victimised ourselves, that mentality, Iya, namanya juga begini, kami pasrah,” itu tidak bisa. Kami harus menyiapkan diri. That mindset, yang saya sebenarnya struggle untuk melihat bahwa the mindset of people at BUMN is very much bureaucratic. Jadi, menerapkan yang namanya obedience kepada atasan. You have to be able to say no, harus bisa di-challenge. That mindset, the culture, yang tidak bisa menolak atau menyangkal, itu yang ribet. Padahal, kami sebagai leader, belum tentu tahu semuanya, apalagi ada orang-orang yang lebih tahu dari kami. Bagaimana kami bisa mengubah ini?
Transforming culture, kan, orang-orang selalu bilang It takes years, tapi I have to have faith that the culture change will happen, within my capacity and my time limit. Sayakan, tidak mungkin lama. Bukannya saya menyerah, tapi kalau tidak memiliki faith bahwa the change of culture akan terjadi, kami akan pasrah. Tapi, kalau kami punya mindset, We will make it happen, dari orang-orang yang dekat dahulu, itu bisa. Makanya BoD (board of directors) juga saya ubah, office environment juga diubah. Mengubah environment seperti ini, it actually takes guts. Mindset itu yang perlu diubah, supaya terjadi sinergi yang kolaboratif. Kalau tidak, orang akan selalu menunggu arahan, top-down approach. Kalau top-down approach, it is only limited to the people within the BoD.
Jadi, kami coba menyiapkan, how to prepare. The only way to deal with change is preparing ourselves for the changes. Jadi, kembali lagi, bahwa kami akan continue to focus to the people, the employees, in terms of their health dan mungkin juga kesejahteraan mereka, yang sedang coba diubah. Banyak sekali agenda yang harus diubah, tapi every journey starts with one step. Jadi, kami coba ubah remuneration-nya, stock options-nya. ESOP dan MSOP itukan, bagus. Tapi, kalau kami mau mengubah remuneration saja, itu masuk PKB (Perjanjian Kerja Bersama). Jadi, you can’t change that.
Tapi, itu berlaku dua tahun. Setahun, mereka mulai melihat bahwa We actually do the work. Kalau kami bicara integrity kan, It is always the most important thing, buat saya. It is something—because trust is earned. Trust is not given because I’m the CEO of the company; I have to earn that. How do you earn trust? It is by actually saying and doing the right thing. And, you walk the talk; tunjukkan apa yang dibicarakan. Nah, ini yang kami ubah pelan-pelan. Kemarin, akhirnya, serikat yang biasanya begitu menentang akhirnya menyepakati.
Kami harus bikin konsep yang kalau dulukan, sama rata sama rasa; semuanya, baik dia perform atau tidak perform, dapat juga tunjangan-tunjangannya. Nah, ini kami mulai eliminate, so, you actually see the pay-performance concept diterapkan. If you perform, yes, you get bonus. If you don’t, you get zero. Tapi, it takes a lot of effort.
Tapi, itu yang dilakukan. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi pandemi yang dilalui kemarin, tapi we still have to implement the focus on employees, health, and cost leadership, apalagi kalau bisa deliver our JV for the EV battery.
Q. Tadi disinggung soal integritas sebagai salah satu karakter kepemimpinan. Bisa dijelaskan?
A. Buat saya, integritas itu, bukan you violate the code of conduct or conflict of interest. Bukan hanya itu. Those are a must. Tapi, integrity is saying and doing the right thing without having people looking at you, jadi itu akan melekat di diri kita. There is no right time to say the wrong thing, and there is no wrong time to say and do the right thing. Yang saya sedang coba terapkan adalah, as a leader, you have to actually—all the time—stick to saying and doing the right thing. Do not let fear prevent you from saying and doing the right thing; kami selalu takut berbicara, tapi kalau diam; that is wrong. My late father always reminded me of that. “Jangan, follow your hati nurani.” Jadi, when you actually have that and, you mould that into your value system, it becomes a brand: “kalau dia bilang, dia akan kasih tahu yang benar. Dia tidak ada agenda, tidak akan mempermalukan orang,” It is not that I’m saying that to impress people. Justru, kadang-kadang, kami akan take the risk of going against, probably, majority yang ada di dalam ruang itu.
Tapi, if you have and continue doing and saying the right thing, you are not ever going to be afraid of doing that. Bisa, orang bisa marah, tapi dalam penyampaiannya, kami selalu harus punya humanity. Kami harus tahu tata krama. I was born and raised in Indonesia, tapi that system, menghormati orang yang lebih tua, the culture of respecting elders kan melekat. Tapi, kalau gara-gara itu, kami harus hormat pada orang tua yang salah, juga itu tidak benar. Kalau ada yang tidak bilang kalau saya salah, berarti orang itu juga salah.
Kalau ada yang bertanya, kenapa Bapak bisa ada di BP (British Petroleum), Vale? Saya bilang karena trust. Bukan karena saya pintar; saya bukan orang yang technically and financially sound. Jadi trust itu tidak didapat karena selalu menyampaikan apa yang orang ingin dengar. Kadang-kadang, yang tidak mau didengarkan orang, tapi the brand will stick when you consistently do the same thing over and over and over again.
Q. Implementasi ESG bagaimana di lingkungan Antam?
A. Nah, tentang ESG, ini bukan hanya menjadi tren. Saya pikir harus bisa meng-internalise that culture, that mindset. Saya kemarin bikin tim; we have to have a message yang mudah dicerna oleh karyawan, karena mining—you cannot say mining is not actually menggali dan men-damage the environment, tapi how do we do that in such a way, tapi tetap bisa menghormati environment, community where we operate.
Jadi, ESG is a must, karena sekarang, kalau berbicara mengenai transisi energi, we will not have any customers. The US, or European, tidak akan mau melihat, walaupun kami punya resources, dan seperti yang orang bilang, “those who will survive are those who actually have the resources.” We have the resources, but we cannot manage it dengan compliance ke ESG. Akhirnya, we will not be able to capture the market. Jadi, ESG, buat kami is a must.
Jadi, kami juga ikut IMCM, kemudian kami sedang meminta konsultan membantu melihat, sebenarnya ESG itu ada SDG (social development goals), yang ada 17 point, banyak sekali. Tapi, kami start with something small, misalnya human rights. Kami tidak usah ambil topiknya dengan luas, tapi we can actually ask, what is our mechanism kalau ada aduan atau keluhan? Kalau kami follow dengan rigor, itu sudah membuka mindset.
Vale termasuk yang baik, karena environmental-nya bagus. Saya banyak belajar dari BP dulu. Non-technical risk BP itu adalah the biggest risk yang dilihat oleh BP Corporation; it is not about technical risk. Mereka meminta ada independent panel yang reporting directly to the Group CEO in London, bukan unit. Panel independent itu datang setiap tahun, dua kali, dan bicara langsung dengan regulator dan community where they operate.
Itu yang akan bisa differentiate kami, dan Antam jujur, masih We’re still in journey to actually get to that point. Kami sekarang menyelesaikan proyek, jadi kalau kami memiliki decarbonisation agenda akan ada banyak agenda yang bisa kami lakukan; perubahan-perubahan seperti penggunaan solar, B-40 dari sebelumnya diesel. Mulai dari yang small, sampai penggunaan listrik yang ada di Pomalaa, yang sekarang kami pakai diesel, kami akan pakai PLN yang akan menggunakan hydropower-based electricity generation.
Jadi, this is a journey; we’re not there yet, I have to be honest. Tapi, we will get there, karena it is the agenda, and everyone, when we talk in other countries, they ask, “what about your ESG, SDG?” Net zero emission itu 2060. Kadang-kadang, kami bisa buat agenda untuk 2030. Tapi jangan, we actually have to create a line-of-sight yang bisa kita ukur dalam 1-2 tahun, and then the 2030 agenda. Kalau tidak, hanya ngawang-ngawang. Jadi, saya mesti mengakui bahwa that is something that we’re working on, and hopefully, we will be able to.
Q. Progres feronikel Haltim bagaimana?
A. Kalau feronikel Haltim ini, pasti semua orang bertanya; it’s a long overdue project. Tapi, bukannya saya mau membela the previous management, tapi terlalu banyak yang mau ikut campur. When we talk about project ini, BUMN—yah, kami tahu BUMN—semuanya merasa memiliki, too political. Jadi, akhirnya the electricity tidak pernah jalan. Akhirnya dispute terakhir, sudah jadi smelter-nya; ada dispute dengan WIKA, tidak selesai-selesai.
Kemarin kami dan PLN sudah—sebenarnya kami bikin ini dalam dua stages. PLN akan provide electricity untuk tiga tahun, tapi in the fourth year—because we thought that CATL punya proyek di tempat yang sama. Jadi, we talk to their CEO, you build this power plant, nanti akan pakai di tahun keempat onwards.”
Kemarin, mulai dari tanggal 12 September, sebenarnya sudah ada the first metal tapping. Tapi, sedang terus reviewing the cost, karena kami punya cash cow ini, tapi harga feronikel memang continues to drop. Kemarin, saya ke LME, tidak ada yang memprediksikan bahwa the ferronickel price is going to see a brighter day. Kalau ditanya proyeknya sudah jadi, tapi kami terus pastikan, terus review. (LK)