BMAS - PT. Bank Maspion Indonesia Tbk

Rp 600

-30 (-5,00%)

JAKARTA. Bank Maspion (BMAS) hingga akhir tahun ini menargetkan bisa membukukan jumlah pinjaman yang disalurkan sebesar Rp14 triliun, naik 61% jika dibandingkan dengan pencapaian pada 2022 sebesar Rp8,8 triliun.

Direktur utama Bank Maspion Kasemsri Chareonsiddhi mengatakan manajemen telah melakukan berbagai kegiatan seperti memperluas bisnis ke pasar baru termasuk corporate banking, pinjaman sindikasi, pembiayaan rantai pasokan dan penyaluran pinjaman untuk mendorong pertumbuhan bisnis.  Dengan kegiatan tersebut, maka BMAS berhasil meningkatkan penyaluran pinjaman yang akhir tahun ini ditargetkan di posisi Rp14 triliun/

“Pihaknya juga melakukan pembangunan merek untuk meningkatkan keakraban di masyarakat dan untuk menyelaraskan Bank Maspion sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar,” ujar Kasemsri kepada IDNFinancials.com. Seperti diketahui bahwa Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd. (KVF) pada tahun 2022 telah mengakuisisi sekitar 30,1% saham Bank Maspion, aksi korporasi itu dilanjutkan dengan rights issue senilai Rp3 triliun sehingga kepemilikan KVF bertambah menjadi 62,53%.

Pada akhir bulan November 2023, Bank Maspion melakukan rights issue lagi senilai Rp1,7 trilin sehingga kepemilikan saham KVF per 30 November 2023 meningkat menjadi 81,1% dan mendilusi kepemilikan saham PT Alim Investindo di bank Maspion menjadi 13,89%, Kasikorn Bank Public 2,45%, PT Kasikorn 1% dan masyarakat (scriptless) 1,56%. Setelah rights issue tersebut, jumlah modal disetor dan ditempatkan akan mencapai Rp6,7 triliun.

Seiring dengan perkembangan bisnis Bank Maspion, Kasemsri menargetkan pada tahun 2024 jumlah pinjaman yang disalurkan mencapai Rp20 triliun dan Rp30 triliun pada tahun 2026. Bank Maspion juga menargetkan pendapatan bunga sebesar Rp608 miliar dan target laba bersih sebesar Rp95 miliar. Sementara aset ditargetkan akan mencapai Rp22 triliun dengan liability Rp15 triliun dan ekuitas Rp7 triliun. (AM)