Didukung pemerintah, WSKT bidik Rp17 triliun kontrak baru di 2024
JAKARTA. Dengan dukungan pemerintah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) optimis dapat meraih target kontrak baru di tahun 2024 sebesar Rp17 triliun. Hingga November (11M) 2023, perseroan berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp14,4 triliun di tengah proses resktrukturisasi utangnya.
"Hingga akhir 2023, target nilai kontrak baru sebesar Rp16 triliun," ungkap manajemen Waskita dalam Paparan Publik Tahunan 2023 yang digelar virtual kemarin (21/12). Dengan kata lain, WSKT menargetkan pertumbuhan kontrak baru 6,25% year-on-year (yoy) di tahun 2024 menjadi Rp17 triliun.
Hingga akhir November lalu, Rp6,7 triliun dari Rp14,4 triliun, atau 46,52% kontrak baru didapatkan dari proyek-proyek di Ibu Kota Negara (IKN). Beberapa proyek besar tersebut meliputi Gedung Sekneg senilai Rp1,3 triliun, Gedung Kemenko Rp735 miliar, dan Rumah Susun untuk ASN Rp1,1 triliun.
Dukungan pemerintah lain adalah dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan disalurkan secara tidak langsung melalui PT Hutama Karya (Persero). "Karena kami fokus dengan proyek konstruksi, maka PMN dialihkan lewat Hutama Karya," aku Muhammad Hanugroho, Direktur Utama Waskita Karya, kemarin.
Berdasarkan isu dan rencana yang beredar di publik, Kementerian BUMN memang tengah menjajaki proses merger antara BUMN-BUMN konstruksi, termasuk Waskita Karya dan Hutama Karya.
"Kami sedang dalam proses diskusi awal antara Hutama Karya dan Waskita, dalam satu tahun ke depan, untuk membahas proses integrasi," ungkap Rudi Purnomo, Direktur Pengembangan Bisnis WSKT.
Tidak hanya itu, WSKT juga merencanakan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp14 triliun pada akhir 2024. "Dengan pertumbuhan nilai kontrak baru, kami harapkan ada growth dalam pendapatan," lanjut manajemen.
Waskita dilaporkan tengah dalam proses Master Restructuring Agreement (MRA) atas utang-utangnya. Disebutkan bahwa 17 dari 21 bank kreditur telah menyetujui skema restrukturisasi.
"4 bank lain sedang melalui proses internal review. Harapannya, Januari 2024, seluruh bank dapat menyetujui terms of agreement dan dapat berlanjut ke finalisasi MRA baru," tutup Hanugroho. (ZH)