INCO - PT. Vale Indonesia Tbk

Rp 3.530

-10 (-0,28%)

JAKARTA. Menteri Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal klaim bahwa Tesla, produsen kendaraan listrik milik Elon Musk, telah meninggalkan komoditas nikel untuk bahan baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Hal itu disampaikan oleh Pandjaitan dalam keterangan tertulis, Rabu (24/1) kemarin. “Tidak benar yang disebutkan itu kalau pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100% LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel,” tulis Pandjaitan.

Sebelumnya, wacana transisi bahan dasar baterai kendaraan listrik yang diproduksi oleh Tesla telah ramai dibicarakan. Terutama setelah isu ini dikampanyekan oleh kelompok pendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yang menyebut program hilirisasi nikel di Indonesia tidak berjalan mulus.

Faktanya, Tesla sebenarnya telah mengamankan kontrak jangka panjang dengan Vale untuk memperoleh pasokan nikel sejak 2021 lalu, alih-alih meninggalkan nikel dan beralih kepada . Kontrak tersebut ditandatangani untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga.

Menurut data idnfinancials.com, Pemerintah Indonesia juga sempat melarang ekspor bijih nikel sejak awal 2020 untuk memperkuat hilirisasi industri dalam negeri. Larangan ini menjadi salah satu pemicu lonjakan harga nikel, hingga mencapai puncaknya di atas US$40.000 per ton di London Metal Exchange (LME) pada 2022.

Jika hanya dilihat dalam kurun waktu setahun terakhir, harga nikel dunia memang turun signifikan. Namun dalam 5 tahun terakhir, harga nikel telah kembali stabil ke kisaran US$16.000 per ton seperti sebelum terjadinya lonjakan harga di tahun 2022. (KR)