TOSK vs MPIX, dua penyedia platform solusi online untuk UMKM melantai hari ini
JAKARTA – PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) dan PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) resmi bertengger di papan bursa hari ini (7/2). Keduanya memiliki fokus bisnis yang sama, yaitu penyedia platform solusi terintegrasi bagi pelaku bisnis kecil atau UMKM.
Baik TOSK maupun MPIX, keduanya menonjolkan layanan sebagai agregator produk digital dan berbagai pembayaran, termasuk QRIS, bagi pebisnis UMKM. Tidak hanya itu, MPIX dan TOSK juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Selain itu, keduanya juga menghadirkan layanan distribusi FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) secara grosir bagi pengecer (ritel).
"Ada beberapa mitra warung kami yang menggunakan layanan kami, yaitu QRIS, dan omzetnya kemudian meningkat," ungkap Abdul Muidz, Direktur Utama Mitra Pedagang Indonesia, hari ini, saat Konferensi Pers Pencatatan Saham MPIX di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (7/2).
Menurut Muidz, potensi UMKM itu sangat besar. "Transaksi lewat QRIS di warung-warung itu bisa mencapai 15 juta transaksi dalam sehari," sambungnya.
Walaupun memiliki model bisnis yang serupa, yaitu B2C, secara cakupan wilayah, keduanya memiliki fokus yang berbeda. TOSK didirikan di Singkawang, Kalimantan Barat, dan sudah memiliki beberapa hub distribusi di pulau tersebut. Sementara itu, MPIX, yang berasal dari Madura, mengklaim sudah menggaet popularitas di warung-warung dan penjaja keliling di bilangan Jakarta.
Ke depannya, TOSK berencana melakukan ekspansi ke luar Kalimantan, terutama layanan digitalnya. Namun, layanan FMCG milik TOSK akan fokus dikembangkan di Kalimantan, dan selanjutnya, di luar Pulau Jawa.
Seiko Manito, CEO Topindo Solusi Komunika, merasa bahwa ekspansi FMCG di Pulau Jawa akan menghabiskan biaya yang besar. "Tantangan terberat di Jawa adalah, berdarah-darah," jelasnya. Manito menekankan bahwa strategi bakar uang yang dilakukan beberapa start-up di Jakarta tidak akan dipilih TOSK.
"Mungkin bisa mendapatkan user lebih banyak. Tetapi ada biaya-biaya yang harus dibakar di belakangnya. Mengapa saya harus untung di Pulau Jawa, sedangkan di Kalimantan masih banyak yang belum tergarap?" tambahnya.
Namun, TOSK diproyeksikan akan secara bertahap melebarkan sayapnya ke Pulau Sulawesi dan Sumatra. "Karena secara karakteristik market, mirip Kalimantan," ungkapnya.
Sedangkan MPIX merencanakan ekspansi lewat cara yang berbeda, yaitu bermitra dengan beberapa perusahaan ternama, seperti Bank Ina (PT Bank Ina Perdana Tbk/BINA), serta perusahaan afiliasinya.
"Kami banyak bermitra dengan perusahaan Grup Salim. Misalnya, kami tengah menjajaki kerja sama dengan Indomarco (Indomaret)," ujar Muidz lebih jauh.
Hingga akhir hari debutnya di BEI Rabu ini (7/2), MPIX menyentuh batas ARA, naik 25% menjadi Rp334 per saham. Sementara itu, TOSK juga mencatatkan harga penutupan sebesar Rp130, 4% lebih tinggi dari harga IPO-nya. (ZH)