Lini kayu lesu, laba bersih DSNG menyusut 30% tahun lalu
JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), entitas perkebunan sawit dan produsen kayu, melaporkan laba bersih mencapai Rp841,7 miliar pada akhir tahun 2023, 30% lebih rendah dari Rp1,2 triliun yang tercatat pada tahun 2022.
Pendapatan DSNG pada tahun 2023 sebenarnya hanya menurun 1,4% year-on-year (yoy), dari Rp9,63 triliun menjdai Rp9,5 triliun. Namun, beban pokok pendapatan membengkak 7% yoy menjadi Rp6,97 triliun akibat tingginya biaya pupuk, sebagai dampak dari konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Lebih lanjut, manajemen juga mengaku bawa penurunan laba yang signifikan didorong oleh kinerja yang lesu dari segmen produk kayu. Segmen ini hanya menghasilkan pendapatan Rp1,07 triliun, 29,2% yoy lebih rendah dari Rp1,5 triliun yang dibukukan pada tahun 2022.
Volume penjualan produk panel dan flooring kayu juga turun 14% dan 33,9% yoy, yang diduga disebabkan oleh lemahna permintaan dari negara-negara ekspor DSNG, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang.
“Ditambah lagi, tingkat persediaan kayu yang tinggi di Jepang telah memukul jauh harga rata-rata penjualan produk panel,” ungkap manajemen DSNG lewat siaran resminya. Hal ini kemudian tercermin dari penurunan harga rata-rata penjualan produk panel hingga 17,5% yoy.
Untungnya, segmen kelapa sawit mampu mengimbangi penurunan kinerja produk kayu dengan membukukan peningkatan pendapatan hingga 2,9% yoy.
Segmen tersebut menghasilkan penjualan sebesar Rp8,35 triliun, didukung oleh lonjakan produksi crude palm oil (CPO) sebesar 3,5% yoy menjadi 665 ribu ton, dan pertumbuhan harga rata-rata penjualan CPO 1,9% yoy menjadi Rp11,39 juta per ton. (ZH)