Produksi naik, laba bersih PGEO melonjak 28%
JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), entitas Grup Pertamina yang bergerak di industri energi panas bumi, membukukan lonjakan laba bersih hingga 28% year-on-year (yoy) pada akhir tahun 2023 menjadi US$163,57 juta.
Berdasarkan Laporan Keuangan 2023 PGEO, emiten ini membukukan pendapatan US$406,29 juta pada akhir Desember 2023, atau hanya naik 5% yoy dari US$386,07 juta pada tahun 2022.
Penjualan PGEO didominasi oleh penjualan uap dan listrik ke PT PLN (Persero) sebanyak 71% atau setara dengan US$313,23 juta. Sisanya disumbang oleh penjualan ke PT Indonesia Power, anak usaha PLN, yang menghasilkan angka penjualan hingga US$73,27 juta.
Beban umum dan administrasi yang menyusut dan meningkatnya pendapatan keuangan dan pendapatan lain membantu mendorong laba usaha 2023 mencapai US$265,18 juta, naik 26% yoy dari US$209,58 juta per Desember 2022.
Pada akhirnya, laba bersih PGEO dapat melambung hingga lebih dari 28% yoy, dari US$127,32 juta pada tahun 2022 menjadi US$163,57 juta.
Hingga akhir 2023, kapasitas terpasang wilayah kerja PGEO yang dioperasikan sendiri tercatat mencapai 672,5 megawatt (MW). Sedangkan, wilayah kerja yang dioperasikan dengan Kontrak Operasi Bersama (KOB) memiliki kapasitas terpasang hingga 1.205 MW.
Menurut Julfi Hadi, Direktur Utama PGEO, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PGEO Februari lalu, produksi perseroan telah mencapai 3.586 GWh hingga akhir September 2023 lalu, atau naik 4,3% yoy.
"Peningkatan ini didorong oleh selesainya proyek pemipaan (debottlenecking) di area Ulubelu dan adanya percepatan penyelesaian aktivitas pemeliharaan terencana di sejumlah pembangkit listrik di wilayah kerja Perseroan," jelasnya lebih lanjut di kesempatan yang sama. (ZH)