MBAP - PT. Mitrabara Adiperdana Tbk

Rp 2.990

-10 (-0,33%)

JAKARTA - Laba PT Mitra Bara Adiperkasa Tbk (MBAP) terperosok 87,91% pada 2023 dari laba tahun 2022, yang sempat melambung 78,38% dari tahun 2021. Capaian itu dipengaruhi penurunan penjualan batu bara ke pihak ketiga yang cukup signifikan sepanjang tahun 2023.

Dalam Laporan Keuangan Tahun 2023 yang dikutip Senin (25/3), pendapatan emiten ini turun 50,15% menjadi US$224,08 juta dari pendapatan tahun 2022 sebesar US$449,53 juta. Penjualan batu bara ke pihak ketiga sebagai kontributor terbesar menyumbang US$172,61 juta, turun dari US$294,30 juta dan penjualan batu bara dan kontraktor pertambangan ke pihak relasi US$51,46 juta, turun 66,84% dari US$155,23 juta.

Pihak ketiga dan berelasi yang menjadi pelanggan MBAP di atas 10% dari total pendapatan yakni, KCH Energy Co Ltd US$74,17 juta dan PT Paiton Energy US$26,52 juta. Sementara itu, pihak berelasi yakni, Brooklyn Enteprise Pte Ltd US$48,73 juta.

MBAP membukukan laba kotor US$46,31 juta, anjlok 82,57% dari sebelumnya US$265,77 juta. Laba usaha US$15,82 juta, turun 93,12% dari US$229,98 juta dan laba bersih tercatat US$21,86 juta, turun dari US$179,39 juta.

Namun, persentase penurunan laba bersih MBAP masih lebih rendah dari persentase penurunan laba usaha imbas kenaikan penghasilan keuangan menjadi US$6,27 juta dari US$1,39 juta, penurunan beban keuangan menjadi US$95.834 dari US$274,21 juta, dan kenaikan penghasilan lain-lain menjadi US$4,82 juta dari sebelumnya nihil.

Pada 2021, MBAP membukukan pendapatan US$309,40 juta, laba kotor US$167,79 juta, laba usaha US$128,65 juta, dan laba bersih US$100,56 juta. (LK)