ZINC - PT. Kapuas Prima Coal Tbk

Rp 15

-1 (-6,25%)

JAKARTA - PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) mampu menekan kerugian pada 2023, meskipun pendapatan emiten ini turun 34,29% dari tahun 2022. Kerugian emiten pertambangan ini berkurang dari tahun 2022 berkat efisiensi beban bunga dan kenaikan laba selisih kurs.

Laporan Keuangan Tahun 2023 dikutip Senin (1/2), penjualan ZINC tercatat Rp471,34 miliar, turun dari pendapatan tahun 2022 yang mencapai Rp717,34 miliar. Laba kotor Rp82,62 miliar, turun 53,43% dari Rp177,43 miliar. Untuk margin laba kotor tercatat 17,52%, lebih rendah dari margin laba kotor tahun 2022 di kisaran 24,73%.

Penjualan Zinc (Zn) menurun, meski menjadi kontributor terbesar di antara produk lainnya. Penjualan Zinc tercatat sebesar Rp197,13 miliar, turun dari Rp337,35 miliar, Galena-Timbal (Pb) Rp139,25 miliar, naik dari Rp105,83 miliar, Perak (Ag) Rp48,37 miliar, turun dari Rp103,24 miliar, konsentrat besi Rp45,05 miliar, turun dari Rp162,69 miliar, dan lead igot Rp41,52 miliar, naik dari Rp8,21 miliar.

ZINC membukukan rugi usaha Rp3,47 miliar, turun dari laba usaha Rp55,21 miliar. Namun rugi sebelum beban pajak penghasilan Rp23,21 miliar, lebih rendah dari rugi sebelum beban pajak penghasilan Rp128,88 miliar tahun 2022. Capaian ini berkat manajemen ZINC mampu menekan beban bunga menjadi Rp76,62 miliar dari Rp118,53 miliar, kenaikan laba selisih kurs menjadi Rp63,28 miliar dari rugi selisih kurs Rp89,03 miliar.

Adapun kerugian bersih yang dialami oleh ZINC pada 2023 adalah sebesar Rp20,69 miliar, lebih kecil dari rugi tahun 2022 yang mencapai Rp102,92 miliar. (LK)