SUNI - PT Sunindo Pratama Tbk

Rp 860

-15 (-2,00%)

JAKARTA - PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), produsen pipa OCTG yang berfokus di industri minyak dan gas, mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 38,6% year-on-year (yoy) mencapai Rp100,9 miliar di akhir tahun 2023.

Meningkatnya laba bersih didukung pendapatan yang bertumbuh pesat, naik 41,4% yoy menjadi Rp762,4 miliar. Suburnya pendapatan sejalan dengan volume penjualan OCTG yang bertumbuh 10,3% yoy menjadi 15,3 ribu ton, serta penjualan casing yang meroket lebih dari tiga kali lipat (304,7% yoy) menjadi 11,7 ribu ton.

Menurut Freddy Soejandy, Chief Financial Officer (CFO) SUNI, hampir seluruh segmen penjualan perseroan berasal dari kontribusi penjualan OCTG. "Tahun ini, persentase dari OCTG 91%; tahun lalu 80%. Sedangkan, wellhead 6,9%; tahun lalu 12%," jelasnya dalam Press Conference Performance FY2023 SUNI hari ini (1/4).

Dibekali dengan kinerja yang baik di tahun 2023, SUNI optimis mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 21% di tahun 2024, diproyeksikan mencapai Rp923 miliar. Namun, laba bersih hanya ditargetkan naik kurang dari 10%, hanya mencapai Rp109-110 miliar.

"Kenaikannya tidak terlalu tinggi, karena kita mulai ada utang bank. Mungkin sebagian profit akan dikurangi untuk pembayaran bunga bank. Jadi, net profit diperkirakan naik 8,4%," tambah Soejandy.

SUNI memang tengah diketahui bersiap ekspansi Plant 2 milik PT Rainbow Tubulars Manufactue (RTM), anak usahanya yang khusus memproduksi OCTG di Batam, untuk meningkatkan kapasitas produksi. "Kapasitas produksi kita yang sekarang, sekitar 25-30 ribu ton, sudah mepet," aku Soejandy.

Berdasarkan pemaparan jajaran direksi, SUNI menganggarkan Rp327 miliar untuk belanja modal (capex) tahun 2023, dan siap menggelontorkan dana Rp152,8 miliar untuk RTM demi peningkatan kapasitas produksi OCTG tahun ini.

"Tahun lalu, kita baru memproduksi 15 ribu ton, karena adanya overhaul 2 bulan," ujar Willy Chandra, Presiden Direktur SUNI. "Tahun ini bisa mencapai 25 ribu ton. Kalau produksi pipa besar, bisa mencapai 30 ribu ton," lanjutnya.

Sebagai satu-satunya produsen pipa OCTG di Indonesia, SUNI mengaku masih banyak potensi pasar di masa depan, terutama dipicu oleh target produksi 1 juta BOPD pada tahun 2030 dari pemerintah.

"Data dari SKK Migas, untuk tahun 2024, akan dilakukan pengeboran sumur eksplorasi dan pengembangan sekitar 1,040 sumur, yaitu 22% lebih tinggi dari tahun kemarin," sambung Bambang Prihandono, Chief Operating Officer (COO) SUNI. Tahun lalu,

Tidak hanya berfokus pada OCTG, untuk memastikan persediaan wellhead dan christmas tree, perseroan telah membentuk Usaha Patungan bersama Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP) dengan nama PT Petro Synergy Manufacturing (PSM), yang akan berfokus untuk peningkatan TKDN produk SUNI. "PSM kami targetkan siap beroperasi di Q4 tahun ini, sambung Prihandono. (ZH)