MCAS - PT. M Cash Integrasi Tbk

Rp 1.165

+40 (+4,00%)

JAKARTA - PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) atau MCASH, penyedia solusi infrastruktur dan ekosistem digital, disebut telah menganggarkan Rp84 miliar untuk belanja modal (capex) tahun 2024.

Hal ini dikemukakan oleh Mohammad Arif, Direktur MCASH, pada Paparan Publik Insidentil yang digelar secara daring hari ini (17/4). Menurutnya, tahun ini, MCASH akan berfokus untuk melakukan ekspansi bisnis, terutama pada segmen ekosistem kendaraan listrik (EV) dan digital advertising.

Berdasarkan pemaparan Arif, segmen energi bersih, yang meliputi penjualan, layanan, dan ekosistem EV bermerk Volta milik MCASH, memang memiliki potensi besar. Kontribusi segmen ini terhadap total penjualan bertumbuh pesat hingga 157,5% year-on-year (yoy) menjadi Rp148,2 miliar di akhir tahun 2023.

Hingga akhir Desember 2024, penjualan motor listrik Volta sudah mencapai 11,4 ribu unit, sedangkan populasi totalnya mencapai 16 ribu unit. "Untuk tahun 2024, kami memproyeksikan pertumbuhan populasi Volta dua kali lipat menjadi 34 ribu unit," ungkap Arif.

Idealnya, pertumbuhan populasi ini juga diikuti pertumbuhan penjualan produk. Pada Media Gathering MCASH Februari 2024 lalu, pihak direksi perseroan mengaku menyasar target moderat penjualan Volta naik menjadi 18 ribu unit di tahun ini. "Sky-blue scenario-nya 30 ribu," tambah manajemen.

Walaupun rupiah terus melemah, MCASH masih berharap dapat mendongkrak kinerjanya lewat segmen ini. "Harapannya, subsidi Rp7 juta per motor bisa terus dilakukan oleh pemerintah," sambung Arif. Perseroan juga berencana menambah titik dealer dan after-sales Volta untuk semakin menambah minat masyarakat membeli motor listrik.

"Dealer kini sudah mencapai 100-150 titik. Kalau pertumbuhan populasi dua kali lipat, dealer pun juga harus double," sambung Arif.

Selain segmen energi bersih, MCASH juga menargetkan digital cloud advertising sebagai growth engine di tahun 2024. Pertumbuhan pendapatan dari segmen ini mencapai 41,6% yoy, dari Rp150,2 miliar menjadi Rp212,7 miliar di tahun 2023.

Namun, faktanya, pada top line maupun bottom line, MCASH mencetak penurunan kinerja pada tahun 2023. Pendapatan turun 5% yoy menjadi Rp11,7 triliun, sementara laba bersih merosot jauh hingga 96% yoy menjadi hanya Rp1 miliar dari Rp25 miliar pada tahun 2022.

Penurunan signifikan ini ditengarai terjadi akibat membengkaknya berbagai pos biaya. "Untuk strategi tahun 2024, kami akan melakukan efisiensi pada cost-cost yang tidak diperlukan," tutup Arif. (ZH)