Masih belum tertarik dengan peluang IKN, Prodia alokasikan 55% capex untuk IT
JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menyiapkan belanja modal (capex) yang moderat, sebesar maksimal Rp250 miliar, untuk tahun 2024. Pihak direksi mengaku bahwa sebagian besar anggaran akan dialihkan untuk pengembangan IT dan layanan digital.
"Capex tahun ini hampir mirip dengan tahun lalu, yaitu Rp245 [miliar]. Tahun ini, kita di range Rp200-250 miliar," ungkap Liana Kuswandi, Direktur Keuangan Prodia, saat ditemui di Paparan Publik PRDA hari ini (18/4).
"Untuk bangunan 30%, untuk IT 55%, pembelanjaan aset lain 15%, dan untuk pembentukan outlet, hampir tidak ada biaya capex [yang dianggarkan]," tambah Kuswandi mengenai penggunaannya.
Sejak tahun lalu, bertepatan dengan usianya yang ke-50 tahun, PRDA memang tidak banyak melakukan ekspansi cabang, karena fokusnya kini diarahkan ke layanan digital.
Bahkan dengan tawaran kerja sama dari rumah sakit untuk mendukung infrastruktur kesehatan di IKN, pun, PRDA masih enggan melakukannya.
"Sebenarnya kami belum punya satu rencana pasti. Tetapi, ada rumah sakit yang meminta kami sebagai bagian laboratorium mereka," aku Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia.
Tercatat pada tahun 2023, PRDA tidak membuka satu pun laboratorium independen baru, melainkan hanya mendirikan Point-of-Care (POC) Prodia sebanyak 20 titik.
"Biasanya kalau kami akan membuka stand-alone, independent lab, kami mulai dari POC. Kami berelasi dulu dengan dokter yang punya klinik, praktik. Setelah marketnya berkembang, baru kami buka lab," jelas Muliaty.
Setelah memutuskan alokasi 60% laba besih tahun 2023 untuk dividen, Kuswandi juga menyatakan bahwa sebagian dari 40% sisanya juga akan dianggarkan untuk investasi anak perusahaannya, PT Prodia Digital Indonesia (PDI), yang bergerak di digitalisasi layanan Prodia.
"Modal untuk anak usaha sekitar Rp1 T, sedangkan kami baru menyetorkan 30%-nya, Rp299 miliar. Rp 1 miliarnya dari PT Prodia Utama," sambung Kuswandi.
Prodia, lewat PDI, diketahui telah meluncurkan U by Prodia, aplikasi terintegrasi untuk layanan laboratorium dan kesehatan lainnya pada Februari 2023.
"Hingga akhir tahun lalu, kami mencatat hampir 600 ribu lebih downloader (pengunduh) U by Prodia," sebut Andri Hidayat, Direktur Transformasi Digital dan TI Prodia.
"Tahun ini, kita rencanakan untuk double," sambung Hidayat. Artinya, hingga akhir 2024, Prodia menargetkan pengunduh aplikasi U by Prodia ini mencapai lebih dari 1,2 juta. (ZH)