Fokus perbaiki kualitas aset, laba bersih BFI Finance terkoreksi 28,9%
JAKARTA. PT BFI Finance Tbk (BFIN), perusahaan pembiayaan konsumer dengan kapitalisasi pasar terbesar, membukukan laba bersih sebesar Rp361,44 miliar pada kuartal pertama (Q1) 2024.
Laba bersih BFIN pada Q1 2024 turun 28,9% secara year-on-year (yoy) atau dari kuartal yang sama tahun lalu. Penurunan ini sejalan dengan pendapatan perseroan yang hanya mencapai Rp1,55 triliun, 5,6% lebih rendah dari Q1 2023.
Sudjono, Direktur Keuangan BFIN, mengaku pergerakan ekonomi pada Q1 2024 cukup dinamis dengan adanya sejumlah perhelatan mulai dari Pilpres sampai dengan Ramadhan. Hal ini membuat perseroan lebih konservatif dalam menyalurkan kredit, untuk menjaga kualitas aset dan fundamental bisnis.
“Hal ini seiring dengan upaya kami menjalani berbagai adaptasi sistem dan layanan keuangan terkini,” ungkap Sudjono, dalam keterangan resminya.
Perlu diketahui, strategi kehati-hatian tersebut membuat rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) BFIN pada Q1 2024 membaik ke level 1,24% bruto dan neto 0,23%. Hal ini jauh berbeda dari rasio NPF rata-rata industri yang berada di level 2,55%.
Portofolio pembiayaan yang disalurkan oleh BFIN pada Q1 2024 masih didominasi oleh sektor produktif, untuk memenuhi modal kerja. Sementara itu pembiayaan investasi tercatat sebesar 20,1%, pembiayaan multiguna 18,7%, dan pembiayaan berbasis syariah 3%. (KR)