Q1, laba Jaya Ancol terjun 71,05%
JAKARTA - Pada kuartal pertama (Q1) 2024, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mengumpulkan laba bersih Rp13,02 miliar, turun 71,05% dari periode serupa tahun 2023 sebesar Rp44,98 miliar. Turunnya kinerja keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, ini disebabkan penurunan pendapatan dan kenaikan beban.
Dalam Laporan Keuangan Q1 2024 dikutip Jumat (26/4), pendapatan usaha Jaya Ancol melandai 1,80% menjadi Rp255,65 miliar, dari periode serupa tahun 2023 sebanyak Rp260,34 miliar.
Pendapatan PJAA terbanyak dari segmen penjualan tiket Rp174,04 miliar, diikuti pendapatan usaha lainnya Rp60,47 miliar, hotel dan restoran menyumbang Rp15,78 miliar, dan real estate Rp5,67 miliar sepanjang triwulan I 2024.
Di Q1 2023, segmen penjualan tiket berkontribusi Rp185,41 miliar, diikuti pendapatan usaha lainnya Rp57,63 miliar, hotel dan restoran menyumbang Rp19,51 miliar, dan real estate nihil.
Laba kotor tercatat Rp112,51 miliar, turun 21,31% dari Rp142,99 miliar. Margin laba kotor pada triwulan I 2024 sebesar 44,01%, lebih rendah dari margin laba kotor di triwulan I 2023 di kisaran 54,92%.
Laba usaha Jaya Ancol sebesar Rp50,01 miliar, turun dari Rp96,08 miliar. Penurunan dikarenakan kenaikan beban umum dan administrasi menjadi Rp60,18 miliar dari Rp53,87 miliar dan kenaikan beban lainnya Rp7,82 miliar dari Rp3,11 miliar. Laba bersih periode berjalan Rp12,74 miliar, turun 71,48% dari Rp44,68 miliar. (LK)