INOV - PT. Inocycle Technology Group Tbk

Rp 101

-1 (-0,98%)

JAKARTA. PT Innocycle Technology Group Tbk (INOV), perusahaan pengolah limbah plastik dan produsen staple fibre daur-ulang, mengalami kerugian sebesar Rp18,16 miliar pada kuartal pertama (Q1) 2024.

Padahal dari sisi top-line, INOV membukukan pendapatan sebesar Rp151,63 miliar, tumbuh 4,4% secara year-on-year (yoy) atau dari kuartal yang sama tahun lalu. Kondisi ini juga jauh berbeda dengan kinerja INOV pada Q1 2023, di mana perseroan sanggup mencetak laba sebesar Rp14,95 miliar.

Manajemen INOV mengaku kerugian tersebut merupakan imbas dari rugi selisih kurs, yang mencapai Rp15,56 miliar pada Q1 2024. Sedangkan di kuartal yang sama tahun lalu, rugi selisih kurs perseroan hanya sebesar Rp300,86 juta. Di samping itu, beban keuangan INOV di Q1 2024 tercatat 26,7% yoy menjadi sebesar Rp12,89 miliar.

Meskipun demikian, INOV mengaku perseroan masih memiliki potensi untuk mendorong kinerja bisnisnya di masa mendatang. Mengingat proyeksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang mengindikasikan timbunan sampah plastik dapat mencapai 9,9 juta ton pada tahun 2025.

“Hal ini membuat INOV optimis akan masa depan bisnis daur ulang plastik,” kata Victor Choi, Direktur INOV, dalam keterangan resminya.

Saat ini, INOV memiliki kapasitas produksi sebanyak 40 ribu ton per tahun. Perseroan juga terus berkomitmen untuk memperluas fasilitasnya pencucian sampah plastiknya, yang telah mencapai 12 ribu ton per tahun. Selain itu, perseroan juga telah memiliki kemampuan produksi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) sebesar 7.200 per ton per tahun. (KR)