Industri batu bara lesu, TEBE siap diversifikasi
JAKARTA – PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) mencatatkan penurunan pendapatan yang signifikan di Q1 2024 di top-line, hingga 42,3% year-on-year (yoy), akibat melemahnya industri batu bara.
Perusahaan yang berfokus di pengangkutan batu bara ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp97,3 miliar di akhir kuartal-I 2024, jauh menurun dari Rp168,7 miliar yang tercatat di kuartal yang sama tahun lalu.
“Pendapatan menurun, dikarenakan adanya penurunan jumlah tonase diikuti dengan menurunya jumlah potential customer,” ungkap Yudo Wijayanto, Direktur Keuangan TEBE, saat ditemui di Public Expose Tahunan 2024 TEBE hari ini (8/5).
Lebih lanjut, Wijayanto juga mengaku bahwa penurunan harga batu bara, kini mencapai US$109,77 per ton, berdampak pada penurunan harga jasa pelabuhan perseroan.
Berdasarkan Laporan Keuangan Q1 2024, tercatat bahwa jasa pelabuhan mendominasi 93% total pendapatan, atau setara dengan Rp90,7 miliar.
Kemudian 7% sisanya berasal dari lini bisnis penyewaan, senilai Rp6,6 miliar, sementara jasa fasilitas jalan tidak menghasilkan pendapatan sama sekali pada kuartal ini.
Lesunya industri batu bara memaksa perseroan memutar otak untuk rencana diversifikasi. Rencana diversifikasi terdekat TEBE, menurut Dian Heryandi, Direktur Utama TEBE, adalah diversifikasi ke industri pasir silika.
“Meskipun studi lanjutan belum selesai, masih ada beberapa hal legal yang harus diselesaikan, tapi pada dasarnya sudah berjalan sekitar 40%,” sambung Heryandi.
Selain itu, sejalan dengan tren industri energi terbarukan, terdapat pula rencana perseroan untuk bergerak ke arah clean energy, lewat industri biodiesel dan carbon credit, yang keduanya masih dalam tahap kajian. (ZH)