JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membukukan laba bersih Rp22,02 triliun sepanjang tahun 2023, naik 53,21% dari periode serupa tahun 2022 sebesar Rp14,41 triliun. Pertumbuhan laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini seiring kenaikan pendapatan.

Laporan Keuangan Tahun 2023 dikutip Rabu (29/5), pendapatan usaha PLN Rp487,38 triliun, naik dari Rp441,13 triliun. Kontributor terbanyak dari bisnis penjualan tenaga listrik Rp333,19 triliun, naik dari Rp311,05 triliun, pendapatan kompensasi Rp73,99 triliun, naik dari Rp63,64 triliun, subsidi listrik pemerintah Rp68,63 triliun, naik dari Rp58,83 triliun, penyambungan pelanggan Rp1,28 triliun, naik dari Rp857,4 miliar, dan lainnya Rp10,27 triliun, tumbuh dari Rp6,73 triliun.

Laba usaha turun menjadi Rp47,20 triliun dari Rp54,93 triliun dipengaruhi kenaikan beban usaha, terutama dari pos bahan bakar dan pelumas, serta pembelian tenaga listrik.

Namun, laba sebelum pajak naik menjadi Rp32,27 triliun dari Rp21,54 triliun karena keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp3,72 triliun dari sebelumnya rugi kurs Rp19,79 triliun. (LK)