Reli kerugian Sepatu Bata berlanjut, awal tahun ini mencapai Rp13,86 miliar
JAKARTA. PT Sepatu Bata Tbk (BATA), produsen sepatu yang terkenal dengan merek Sepatu Bata, membukukan kerugian sebesar Rp13,85 miliar pada kuartal pertama (Q1) 2024.
Kerugian awal tahun ini melanjutkan reli kerugian yang dialami oleh BATA dalam 4 tahun terakhir. Pada 2020, kerugian salah satu produsen alas kaki tertua di Indonesia ini mencapai Rp177.76 miliar. Kemudian dilanjutkan dengan kerugian pada 2021 yang mencapai Rp51,21 miliar, pada 2022 Rp105,92 miliar, dan pada 2023 Rp190,29 miliar.
Kerugian BATA pada awal tahun ini disebabkan oleh turunnya kinerja penjualan bersih perseroan, yang mencapai 22,63% year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp113,46 miliar. Di kuartal yang sama tahun lalu, penjualan bersih perseroan tercatat sebesar Rp136,09 miliar.
Di samping itu, BATA juga membukukan biaya usaha lainnya sebesar 1,78 miliar di Q1 2024, naik 187,1% yoy atau dari kuartal yang sama tahun lalu. Kemudian beban keuangan perseroan juga membengkak 507,38% yoy menjadi sebesar Rp9,05 miliar pada Q1 2024.
Sebagaimana telah dilaporkan idnfinancials.com, BATA baru saja menghentikan kegiatan operasional di pabriknya yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Tengah. Fasilitas produksi yang beroperasi selama lebih dari 30 tahun ini, ditutup awal Mei lalu, lantaran rendahnya permintaan pelanggan.
Dampak keuangan dari penutupan pabrik tersebut, akan tercatat dalam laporan keuangan BATA kuartal kedua (Q2).
Sejak awal tahun ini, harga saham BATA bergerak turun 74 poin atau 52,86% ke level Rp66 per lembar. Sedangkan dalam perdagangan setahun terakhir, harga saham perseroan turun 539 poin atau 89,09%. (KR)