Sejak full call auction, market cap BREN ambles Rp608,72 triliun
JAKARTA - Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus merosot karena dalam pantauan khusus imbas kebijakan Full Periodic Call Auction (FCA) pada pekan lalu (29/5). Kebijakan FCA ini sebenarnya telah diterapkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 Maret 2024.
Harga saham BREN pada penutupan sesi Kamis siang (6/6) di level Rp6.700 per lembar, turun 9,45% dari harga saat pembukaan sesi pagi pukul 09.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) di posisi Rp7.400 per lembar. Market capitalisation (market cap) menjadi Rp896,36 triliun, turun dari Rp990,01 triliun.
Penurunan harga saham emiten ini kelanjutan dari sebelumnya. Pada penutupan transaksi Rabu (5/6), harga saham emiten ini di level 7.425 per lembar, turun 10% dari harga penutupan transaksi sore Selasa (4/6) di posisi Rp8.250 per lembar. Sehingga posisi market cap-nya turun menjadi Rp993,26 triliun dari Rp1,10 kuadriliun.
Nilai penurunan market cap ini cukup signifikan mengingat pada awal pekan lalu (27/5), market cap BREN mencapai Rp1,50 kuadriliun, tertinggi di pasar modal. Bila dihitung hingga siang ini, market cap usaha milik Prajogo Pangestu ini ambles Rp608,72 triliun menjadi Rp896,36 triliun. Atau, akumulasi penurunannya 40,44% dari posisi market cap-nya pada pekan lalu.
Seperti diketahui, penerapan papan Pemantauan Khusus Tahap II (FCA) merupakan tindak lanjut dari papan Pemantauan Khusus Tahap I (Hybrid Call Auction) yang telah diimplementasikan sejak 12 Juni 2023. Adapun BREN termasuk dalam pantauan khusus ini karena memenuhi satu dari 11 kriteria yakni, dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 (satu) hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan. (LK)