Investor: OJK dan Bursa belum maksimal lakukan pengawasan terhadap saham TIFA
JAKARTA. Investor ritel menyoroti peran OJK dan bursa yang belum maksimal dalam perlindungan investor terhadap emiten PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) terkait dengan free float 0,35% dan dividen yang tidak dibagikan selama 5 tahun berturut turut.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada Kamis (13/6/2024), investor ritel mempertanyakan kepada manajemen TIFA tentang keberadaan saham free float Perseroan yang hanya 0,35%, jauh dari ketentuan bursa 7,5%, dan dividen yang tidak dibagi selama 5 tahun sejak tahun buku 2019 hingga 2023.
Investor itu selanjutnya mempertanyakan dengan masalah free float dan dividen tersebut, bagaimana Perseroan bertanggungjawab terhadap OJK maupun bursa.
Ester Gunawan, Direktur TIFA menanggapi pertanyaan tersebut mengatakan pihaknya sampai sekarang belum berencana untuk melakukan aksi korporasi terkait peningkatan jumlah saham publik yang sebesar 0,35% tersebut. “Kemungkinan kami akan menjual saham dari pemegang saham,”. “Kami juga berkonsultasi dengan OJK.” Dia mengatakan pihaknya diberikan waktu hingga November 2024 untuk memenuhi ketentuan free float sesuai ketentuan.
Di sisi lain, Sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa OJK telah memberikan perpanjangan pemenuhan ketentuan free float sebanyak dua kali sejak Korea Development Bank (KDB) mengakuisisi PT Dwi Satria Utama (DSU) yang saat ini masih menggenggam 15% saham.
Jumlah saham TIFA yang beredar untuk publik saat ini tercatat hanya 12.726.378 saham dari total saham 3.552.213.000 saham. Dengan jumlah saham free float 0,35% tersebut manajemen Perseroan juga menyatakan belum berniat untuk melakukan go private.
Harga saham TIFA saat ini stagnan di level Rp300,-.Bahkan, saham TIFA saat ini sudah masuk dalam watchlist board Bursa Efek Indonesia. “Kami berharap tahun ini bisa lepas dari papan watchlist bursa,” tegas Ester.
Tak bagi dividen 5 tahun
Berdasarkan catatan IDNFinancials.com, TIFA tidak membagikan dividen sejak tahun buku 2019 hingga tahun buku 2023. Hampir seluruh laba bersih yang diperoleh setiap tahun diakumulasikan sebagai laba ditahan setelah dikurangi sedikit utk cadangan. Per Desember 2023, saldo laba ditahan TIFA mencapai Rp389,749 miliar.
Manajemen menjelaskan Perseroan tidak membagikan dividen selama 5 tahun karena dalam rangka pemupukan modal yang selanjutnya akan dipakai untuk pengembangan usaha. (AM)