MCAS - PT. M Cash Integrasi Tbk

Rp 1.110

-20 (-2,00%)

JAKARTA – PT MCash Integrasi Tbk (MCAS), perusahaan induk dari merek motor listrik ternama, Volta, menargetkan EBITDA meningkat double-digit hingga akhir 2024.

Dari segi kinerja keuangan, hingga Q1 2024, MCAS memang mencatatkan lonjakan EBITDA hingga 34% year-on-year (yoy) menjadi Rp40,7 miliar, sementara laba operasionalnya naik 29% yoy menjadi Rp16,2 miliar.

“Ini kinerja yang kami harapkan bisa kami maintain sampai akhir tahun,” sebut Stanley Tjiandra, Direktur MCAS, yang baru resmi diangkat sebagai bagian direksi perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini (19/6).

Untuk tahun ini, MCAS akan menggenjot kinerjanya lewat fokus kepada tiga lini bisnisnya, yaitu energi bersih, lewat ekosistem Electric Vehicle (EV) Volta; Software-as-a-Service (SaaS) dan solusi IT; serta layanan iklan digital berbasis cloud.

Hingga Q1 2024, penjualan motor listrik Volta hampir mencapai 2000 unit. “Target penjualan 2024 adalah 18 ribu motor,” ungkap Tjiandra.

Berdasarkan Paparan Publik Tahunan 2024 hari ini (19/6), target populasi EV Volta dipasang di angka 34 ribu unit, yang akan ditopang oleh 458 stasiun tukar baterai hingga akhir 2024.

Perlu diketahui, hingga Maret 2024 ini, MCASH sudah meluncurkan ekosistem Semolis (Sewa Motor Listrik) di Surabaya. “Setelah Surabaya berhasil, kita akan kembangkan di Bali. Nantinya akan berlanjut di kota lain,” sebut Mohammad Anis Yunianto, Direktur MCAS.

Selain EV, MCASH juga memproyeksikan titik distribusi digital naik jadi 410 ribu titik, serta layanan iklan digital bertambah menjadi 31 ribu titik di tahun 2024.

“Kami sangat optimis sekali, terutama di semester kedua, banyak sekali target yang kami harapkan,” ujar Tjiandra. MCAS dilaporkan sudah memiliki pipeline untuk lini bisnis SaaS dan solusi IT serta Volta.

Di antara berbagai perusahaan, MCAS melaporkan tengah menggodok kerja sama di segmen-segmen tersebut dengan bank-bank ternama di Indonesia.

“Kami akan memperdalam penetrasi di segmen perbankan, karena potensi di segmen ini besar sekali, namun rasanya belum kami tap secara optimal,” tambah Tjiandra. (ZH)