CTRA - PT. Ciputra Development Tbk

Rp 1.130

+10 (+0,89%)

JAKARTA - Di antara lesunya industri properti pascaCOVID-19, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) adalah salah satu emiten properti yang menunjukkan kestabilan kinerja.

Marketing sales CTRA terus menanjak; naik dari Rp8 triliun di tahun 2022 menjadi Rp10,24 triliun di tahun 2023. Hingga Q1 2024, disebut bahwa marketing sales CTRA sudah mencapai Rp3,3 triliun, atau 30% dari target 2024 sebesar Rp11,1 triliun.

Meskipun lebih kuat dari perkiraan, sebenarnya marketing sales CTRA per Q1 2024 sedikit turun dari Rp3,4 triliun di Q1 2023. Hal ini dipicu turunnya penjualan unit properti yang memiliki kisaran harga di bawah Rp2 miliar.

“Setelah pandemi, kelas bawah lebih sulit affordability-nya,” ungkap Artadinata Djangkar, Direktur CTRA, saat ditemui di Paparan Publik Tahunan 2024 hari ini (19/6).

Unit properti dengan harga Rp2-5 miliar memang mendominasi 54% total penjualan CTRA hingga Q1 2024, sementara rentang harga Rp1-2 miliar anjlok menjadi 23%, dan unit dengan harga di bawah Rp1 miliar turun menjadi 12%. Sementara itu, unit di atas Rp5 miliar stabil di kisaran 12%.

“Tapi kita tidak bisa semata-mata langsung switch [ke upper-class market]. Diversifikasi, kan, menguntungkan perusahaan, sehingga di masa yang berbeda, kita masih bisa memenuhi permintaan market,” sambung Djangkar.

Beberapa penggerak pertumbuhan marketing sales adalah proyek utama CTRA di tahun 2024. Misalnya, CitraLand City Sampali di Sumatra Utara, yang membukukan marketing sales Rp856 miliar, diikuti CitraLand Surabaya dengan Rp493 miliar, dan CitraGarden City Jakarta Rp255 miliar.

Selain itu, terdapat pula CitraLand Tanjung Morawa di Sumatra Utara dengan marketing sales sebesar Rp237 miliar, CitraCitySentul Rp204 miliar, CitraGardenSerpong Rp188 miliar, dan CitraRaya Tangerang Rp185 miliar.

Yang paling terbaru adalah proyek CitraLand Gresik Kota, yang akan diluncurkan di semester-II 2024 mendatang, dengan marketing sales yang disasar hingga Rp250 miliar.

“Capex yang dialokasikan untuk proyek ini tidak besar, karena hanya infrastruktur dasar, sekitar Rp50-100 miliar,” ungkap Nanik J. Santoso, Direktur CTRA. “Lokasinya strategis, dekat exit tol dan di tengah kota Gresik,” tambah Santoso. (ZH)