PRDA - PT. Prodia Widyahusada Tbk

Rp 2.830

+100 (+4,00%)

JAKARTA - PT Prodia Diagnostic Line (Proline), perusahaan terafiliasi dengan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) yang bergerak di bidang manufaktur reagen dan alat tes, baru saja melangsungkan topping-off gedung fasilitas produksi terbarunya hari ini (25/6) di Kawasan Jababeka, Cikarang.

Setelah melakukan groundbreaking pada 11 Oktober 2023 lalu, fasilitas ini diperkirakan akan siap beroperasi pada kuartal-I tahun 2025 mendatang. Berdasarkan liputan IDN Financials langsung di lokasi, struktur gedung berupa rangkaian baja sudah selesai dibangun.

Menggelontorkan capital expenditure (capex) senilai Rp140 miliar yang disuntik PT Prodia Utama, gedung ini adalah fasilitas produksi kedua Proline, menyusul fasilitas pertamanya yang hanya berjarak sekitar 800 meter di kawasan yang sama.

“Dari Rp140 miliar, kami gunakan sekitar Rp50 miliar untuk membeli bangunan dari pemilik sebelumnya, lalu Rp22 miliar digunakan untuk bangunan yang sudah ada, seperti baja,” sambung Cristina Sandjaja, Direktur Utama Proline.

Sementara itu, Sandjaja mengaku, sisa capex akan dipergunakan untuk finalisasi fasilitas produksi, seperti pembelian mesin-mesin dan kelengkapan bangunan lainnya.

Pabrik baru ini diproyeksikan akan meningkatkan kapasitas produksi tahunan produk In Vitro Diagnostic (IVD) hingga tiga kali lipat. Misalnya, kapasitas produk hematologi dari 60 ribu pak menjadi 180 ribu pak, serta assembly instrument lab dari 1000 unit menjadi 4000.

“Untuk kimia klinik, kapasitas terpasang kami cukup, untuk saat ini,” sambung Sandjaja. Namun, Proline tetap akan meningkatkan kapasitas produksi dari 3200 kit menjadi 9600 kit per tahun.

“Tapi, untuk hematologi, kami merencanakan ada minimal 7 tangki besar, berkapasitas 1000-2500 liter,” tambah Sandjaja saat ditemui di Konferensi Pers Topping Off Fasilitas Produksi Proline hari ini (25/6).

Selain itu, Proline juga menyediakan layanan OEM produk IVD untuk berbagai perusahaan dunia. Untuk bisnis hematologi saja, hingga kini, Proline sudah memiliki kontrak OEM dengan 3 perusahaan. “Dan semakin bertambah; kami sedang dalam pembicaraan dengan 2 perusahaan lain untuk OEM di sini,” klaim Sandjaja.

Fasilitas produksi baru ini memang akan memiliki area khusus sekitar 50 m2 untuk manufaktur suku cadang lokal untuk alat kesehatan. “Semoga dengan itu, kami bisa tingkatkan tingkat komponen lokal. Harapannya kita bisa melebihi 60%,” ujar Sandjaja.

Proline masih berada di dalam naungan Prodia Group dan memiliki relasi dengan PRDA. Didirikan pada 25 April 2010 lalu, Proline diketahui memiliki hubungan kerja sama dengan DiaSys Diagnostic Systems GmbH, perusahaan manufaktur sistem diagnostik asal Jerman, dalam pembuatan produk reagen. (ZH)