Amankan rantai pasok alkes, Prodia habiskan Rp72 miliar untuk caplok 39% Proline
JAKARTA – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengambil langkah ekstra untuk mengamankan rantai pasok alat tes In Vitro Diagnostic (IVD) dengan mengakuisisi 39% saham perusahaan terafiliasinya, PT Prodia Diagnostic Line (Proline).
Saham tersebut diambil alih dari PT Prodia Utama, yang juga merupakan pemegang 57% saham PRDA, sehingga transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi afiliasi. Sebagai informasi, sebelum transaksi, Prodia Utama mengontrol 90% saham Proline.
Proline merupakan salah satu produsen berbagai alat kesehatan IVD di bawah Prodia Group. “Dengan memiliki saham di Proline, Perseroan dapat memastikan kendali yang lebih besar atas rantai pasok,” ungkap manajemen dalam siaran resminya.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (28/6), PRDA dilaporkan menggelontorkan dana Rp72 miliar untuk membeli 5.850 saham Proline dengan nilai nominal Rp1 juta per lembar.
Dengan ekuitas PRDA tercatat Rp2,36 triliun per Desember 2023, maka nilai transaksi hanya mencapai 3.05% total ekuitas. Dengan kata lain, transaksi ini bukanlah transaksi material.
“Kami telah mempelajari kinerja Proline, yang menunjukkan hasil yang baik dari tahun ke tahun terutama di tahun 2023,” ujar Dewi Muliaty, Direktur Utama PRDA, di siaran resmi.
Menurut laporan KJPP, PRDA juga tampak memproyeksikan kenaikan laba bersih sebelum pajak hingga Rp10 miliar pada akhir tahun 2024 lewat akuisisi saham Proline ini, dari Rp336,7 miliar menjadi Rp346,7 miliar.
Saat ini, Proline memiliki 1 fasilitas produksi yang sudah beroperasi di Jababeka, Cikarang, dan tengah menunggu 1 fasilitas produksi barunya beroperasi secara komersial di Q1 2026 mendatang. Produk alat kesehatan dan reagen tes miliknya sudah tersedia di e-katalog dan tercatat mengandung TKDN rata-rata di atas 40%. (ZH)