AGRS - PT. Bank IBK Indonesia Tbk

Rp 54

+1 (+1,85%)

JAKARTA - Bank sentral di lima negara di Asia Tenggara merampungkan cetak biru tahap tiga Proyek Nexus, standardisasi metode koneksitivitas instant payment systems (IPS). Proyek ini inisiatif dari Bank of International Settlements (BIS) guna meningkatkan sistem pembayaran antarnegara.

Dalam keterbukaan informasi dikutip Senin (1/7), Perry Warjiyo, Gubernur BI menyampaikan Proyek Nexus ditujukan mencapai pembayaran antarnegara yang diterapkan dalam kerangka kebijakan yang kuat, inklusif, dengan manajemen risiko yang efektif. "Ini selaras dengan kepentingan publik yang lebih luas untuk memberikan solusi pembayaran antarnegara yang efisien dan terjangkau bagi individu dan pelaku usaha," katanya.

Cetak biru Proyek Nexus memungkinkan para negara peserta melakukan interkoneksi pembayaran instan domestik di kancah global. Proyek pertama BIS Innovation hub di bidang pembayaran yang menuju implementasi. BIS berperan sebagai penasihat, sekaligus menyiapkan skema operasional dan membuka peluang bagi peserta baru di seluruh dunia.

Bank sentral negara di Asia Tenggara yang terlibat proyek ini yakni, BI, Bank Negara Malaysia, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, dan Bank of Thailand.

Agustin Carstens, General Manager BIS mengutarakan pembayaran antarnegara G20 akan menigkat saat Proyek Nexus ini diterapkan. "Bersama negara peserta gelombang pertama, Nexus berpotensi menghubungkan pasar dengan 1,7 miliar orang di seluruh dunia yang memungkinkan melakukan pembayaran instan dan mudah," katanya.

Nantinya, pada tahap empat Proyek Nexus akan focus pada pembentukan entitas baru yakni, Nexus Scheme Organization (NSO), penanggung jawab pengelola skema Nexus dan melanjutkan misi mencapai pembayaran antarnegara secara instan. (LK)