ULTJ - PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk

Rp 1.830

+5 (+0,27%)

JAKARTA - Persaingan dua produsen susu olahan semangkit sengit sejak PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) melantai di pasar modal pada 6 Desember 2021. PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), yang selama ini merajai di industri ini, harus mengakui keunggulan kinerja CMRY sepanjang tahun 2023.

Data dihimpun IDN Financials, Senin (8/7), CMRY membukukan pertumbuhan pendapatan 21,85% menjadi Rp 7,77 triliun dari Rp 6,37 triliun di tahun 2022. Laba usaha naik menjadi Rp 1,42 triliun dari Rp 1,25 triliun, dan laba diatribusikan ke entitas induk sebanyak Rp 1,24 triliun, naik 17,07% dari Rp 1,06 triliun.

Total dividen yang dibagikan tercatat Rp 714,12 miliar atau Rp 90 per saham. Nilai dividen ini setara 57,50% dari total laba bersih ke entitas induk. Saldo laba ditahan dan total ekuitas Rp 2,11 triliun dan Rp 5,94 triliun.

Di sisi lain, ULTJ emiten yang melantai di pasar modal pada 2 Juli 1990 lalu, membukukan kenaikan pendapatan 8,43% menjadi Rp 8,30 triliun dari Rp 7,65 triliun di tahun 2022. Laba usaha naik menjadi Rp 1,47 triliun dari Rp 1,30 triliun dan laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 1,61 triliun, naik 21,77% dari Rp 960,78 miliar.

Total dividen emiten ini sebanyak Rp 415,92 miliar atau Rp 40 per saham. Nilai dividen itu setara 35,57% dari laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk. Sedangkan saldo laba ditahan dan total ekuitas masing-masing tercatat Rp 5,92 triliun dan Rp 6,68 triliun. (LK)