JAKARTA - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia naik 1,8% di Mei 2024 menjadi US$407,3 miliar, dari Mei 2023 sejumlah US$400,2 miliar. Realisasi utang di Mei 2024, naik 2,13% dari April 2024 sebesar US$398,81 miliar.

Erwin Haryono, Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menyampaikan sumber kenaikan utang dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan swasta. "Posisi utang pemerintah US$191 miliar, atau secara tahunan tumbuh 0,8%, setelah pada April 2024 terkontraksi 2,6%," katanya di Jakarta (15/7).

Perkembangan utang dipengaruhi peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik sejalan sentimen positif kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Sementara itu, utang swasta pada Mei 2025 sebesar US$197,6 miliar atau naik 0,4%, melanjutkan kontraksi pada April 2024 sebesar 2,8% year on year (yoy). Utang swasta dari lembaga keuangan yang terkontraksi 2,6%.

Merujuk sektor ekonomi, utang swasta terbesar dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, pertambangan dan penggalian, dengan  pangsa 78,9% dari total utang luar negeri swasta. (LK)