JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate 6,25% guna memastikan terkendalinya inflasi di level 2,5% pada tahun ini dan tahun depan.

Erwin Haryono, Asisten Gubernur Kepala Departemen Komunikasi BI mengutarakan Rapat Dewan Gubernur BI kemarin (16-17) memutuskan mempertahankan BI Rate, suku bunga deposit facility 5,50%, dan suku bunga lending facility 7%. "Fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menarik aliran modal asing masuk," katanya.

Selain itu, BI juga memperkuat bauran kebijakan moneter, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Langkah tersebut ditempuh via penguatan strategi operasi pro market untuk mengoptimalkan efektivitas kebijakan moneter dalam stabilisasi nilai tukar rupiah, intervensi di pasar valas pada transaksi spot, domestik non-deliverable forward (DNDF), dan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.

Selain itu, penguatan transaksi term-repo dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan, penguatan publikasi asesemen transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman suku bunga kredit berdasarkan sektor prioritas kebijakan insentif likuiditas makro prudensial. (LK)