JAKARTA - Rofikoh Rokhim, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) mendorong Indeks52, besutan Tempo dan IDN Financials, masuk ke kalangan muda melalui perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Hal itu disampaikannya saat pertemuan Komite Indeks52 di Jakarta, Selasa (24/7).

Menurut dia, Indeks52 dapat dijadikan bahan penulisan skripsi bagi kalangan mahasiswa, khususnya dari fakultas ekonomi dan bisnis di perguruan tinggi. Di sisi lain, upaya ini akan mendorong Indeks52 lebih dikenal di kalangan kampus seperti Indeks lainnya.

Rofikoh Rokhim diketahui memiliki minat penelitian di sektor perbankan, manajemen strategis, dan manajemen keuangan. Merampungkan Pendidikan doktoral di Universite de Paris 1 Pantheon-Sorbonne, Prancis. Pada Maret 2021, sosoknya dikukuhkan sebagai Guru Besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI dan menyandang gelar Profesor atas dedikasi dan kontribusinya di bidang akademik.

Wahyu Dhyatmika, CEO Tempo Digital mengapresiasi dukungan Rofikoh Rokhim terhadap keberadaan Indeks52. "Usulan yang disampaikan perlu segera ditindaklanjutkan dengan upaya menjalin kerja sama dengan kalangan kampus," katanya.

Menurut dia, Indeks52 dapat dijadikan rujukan bagi GenZ, generasi muda yang berminat menjadi investor di pasar modal.

Hingga akhir tahun 2023, jumlah investor ritel di Indonesia tumbuh lima kali lipat dalam empat tahun terakhir. Jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 12,16 juta SID.

Diketahui, Tempo dan IDN Financials akan menggelar apresiasi terhadap konstituen Indeks52 pada Jumat (26/7) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Indeks ini memiliki empat kategori yakni, Main Indeks, High Growth, High Dividend, dan Big Marketcap dengan masing-masing 52 konstituen.

Keseluruhan emiten dari empat kategori tersebut sebanyak 84 konstituen karena adanya irisan sejumlah konstituen pada kategori berbeda. Total market capitalisation (market cap) dari 84 emiten itu tercatat Rp8,96 kuadriliun atau setara 76% dari market  cap di pasar modal Rp11,6 kuadriliun per Maret 2024. Seluruh konstituen Indeks52 di bawah 10% dari 934 emiten di pasar modal sampai Juni 2024. (LK)