Kinerja yang tumbuh secara konsisten antarkan Bank BCA raih 4 kategori dari Indeks52
JAKARTA. Pada tahun 2024, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil mempertahankan posisinya dalam Indeks52 dengan menyabet empat kategori yaitu Main Index, Index, High Growth, High Dividend, dan Big Market Cap. Pada tahun 2023, Bank swasta terbesar di Indonesia itu juga meraih empat kategori yang sama pada Indeks52.
Melihat kinerja yang gemilang yang dicatat pada akhir 2023 telah sepantasnya BBCA menyabet posisi tertinggi dalam pengkategorian di Indeks52. Simak saja laba bersih perusahaan yang telah mencapai Rp48,64 triliun, naik 19,4% dari tahun 2022 sebesar Rp40,74 triliun.
BBCA selama 5 tahun terakhir telah mempertahankan pertumbuhan laba bersih secara konsisten sehingga CAGR laba bersih tercatat sebesar 11,23%. Dengan posisi CAGR tersebut maka Bank BCA terpilih menjadi konstituen dari High Growth Indeks52.
Sepanjang 2023, Bank BCA berhasil membukukan pertumbuhan portofolio kredit yang solid senilai Rp810 triliun, naik 13,9% (yoy), di mana pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan. Bank swasta terbesar itu pun berhasil mengelola kualitas kredit sehingga kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) hanya 1,9%.
Selain pendapatan dan laba bersih yang tumbuh secara konsisten, aset perusahaan juga naik 7,1% (yoy) menjadi Rp1.408,11 triliun dibandingkan sebelumnya senilai Rp1.314,73 triliun. Demikian juga jumlah ekuitas Bank BCA tercatat Rp242,36 triliun atau naik 9,65% (yoy) dari Rp221,02 triliun.
Posisi ini telah membuat permodalan dan likuiditas BBCA menjadi sangat kuat dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 29,4% dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di posisi 70,2%.
Di bawah kepemimpinan Jahja Setiaatmadja, BBCA mencatat keberhasilannya dalam menghimpun jumlah maupun dana nasabah yang mencapai 30,7 juta nasabah, tumbuh +10,3% (YOY), sedangkan nilai dari Giro & Tabungan (CASA) tercatat sebesar Rp884,6 triliun atau 80,3% terhadap total dana pihak ketiga.
BBCA juga dikenal sebagai pelopor mobile banking yang sukses sehingga kanal online-nya mencetak rekor tertinggi dengan jumlah transaksi 25,6 miliar (+27,5%) dengan nilai transaksi Rp24.825 triliun, naik spektakuler sebesar 60,3% dari total transaksi periode sebelumnya.
Likuiditas saham BBCA di lantai bursa saham juga tidak diragukan lagi dan sangat likuid, didukung oleh floating shares yang sangat mantap dengan 44,92% sehingga sepanjang tahun 2023 frekuensi dan volume saham yang diperdagangkan juga sangat tinggi. Indikator itulah yang menempatkan Bank BCA meraih kategori Main Index.
Kinerja saham di lantai bursa yang terus meningkat dan jumlah saham yang sangat besar, telah menempatkan Bank BCA memiliki nilai kapitalisasi pasar yang teratas di Bursa Efek Indonesia (BEI), mencapai Rp1,24 kuadriliun sehingga Bank BCA juga masuk dalam kategori Indeks Big Market capitalisation.
Sebagai perusahaan yang sudah puluhan tahun berkiprah di dunia perbankan Indonesia, Bank BCA terlihat cukup adil dalam memberikan sebagian laba bersih yang disisihkan sebagai dividen. Selama 5 tahun berturut-turut, jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham terus meningkat. Dividen Payout Ratio yang dibagikan pada 2019 sebesar 47,9% atau Rp39 per saham. Jumlah itu naik pada 2020 dengan rasio 48,2% atau Rp115 per saham, naik lagi pada 2021 sebesar 56,9% (POR) atau Rp145 per saham. Pada 2022 dan 2023 rasio nya meningkat masing menjadi 62,1% atau Rp205 per saham dan 68,47% atau Rp270 per saham. Dengan dividen yang konsisten tersebut, maka Bank BCA juga masuk menjadi konstituen High Dividend.
Bagaimana strategi yang dijalankan Bank BCA hingga mencapai titik tertingginya saat ini?
Capaian kinerja Bank BCA tidak terlepas dari strategi yang dijalankan yaitu merumuskan keselarasan antara manajemen risiko dan strategi bisnis secara keseluruhan dengan memperhatikan risk appetite dan risk tolerance.
BCA juga menyusun strategi manajemen risiko untuk memastikan bahwa eksposur risiko BCA dikelola secara terkendali sesuai kebijakan kredit, prosedur internal BCA, peraturan perundangan dan ketentuan lain yang berlaku. (AM)